Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Bantah Kota Terjorok Ketiga Dunia

Kompas.com - 16/10/2009, 18:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemprov DKI Jakarta membantah predikat sebagai kota terjorok ketiga dunia seperti yang ditudingkan pihak Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sebelumnya.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Peni Susanti menyebutkan, Jakarta bahkan menjadi kota ketiga terbersih di Asia berdasarkan penelitian yang dilakukan Department of Pollution Control WHO bersama Clean Air Initiative (CAI) for Asia City, setelah kota Singapura dan Surabaya.

"Kualitas udara Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dengan program uji emisi dan car free day (hari bebas kendaraan) yang kita lakukan," ujar Peni di Jakarta, Jumat (16/10).

Dari data CAI for Asia City 2007, Kota Jakarta memiliki tingkat konsentrasi debu terkecil ketiga dengan 68,5 mikrogram per meter kubik. Kota yang memiliki konsentrasi debu terkecil di Asia adalah Singapura dengan 30 mikrogram per meter kubik, diikuti dengan Surabaya dengan 60 mikrogram per meter kubik.

Kota selanjutnya yang memiliki konsentrasi debu lebih besar adalah Ho Chi Minh dengan 80 mikrogram per meter kubik, Shanghai 90 mikrogram per meter kubik, New Delhi 110 mikrogram per meter kubik, Katmandu dan Dakha 120 mikrogram per meter kubik, dan Beijing 140 mikrogram per meter kubik.

"Indikator konsentrasi debu dianggap sudah mewakili polusi lainnya, meskipun ada juga indikator lain seperti konsentrasi gas karbondioksida dan lain-lain," ujar Peni.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Ubaidillah menyebutkan, tingkat polusi tidak dapat diukur dari konsentrasi debu saja.
   
"Mengukur kualitas udara tidak pas jika hanya mengukur partikel debu. Kita juga harus juga mempertimbangkan komponen lain," katanya.

Ubaidillah mengatakan, data Jakarta sebagai kota terjorok ketiga adalah data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2005.

Ia memperkirakan, dengan pertambahan pesat jumlah kendaraan tiap tahunnya, polusi di Jakarta semakin parah karena 70 persen gas buang di Jakarta adalah berasal dari kendaraan bermotor.

"Saya kira dengan jumlah kendaraan yang semakin meningkat di Jakarta, bisa jadi Jakarta sekarang malah yang terburuk di dunia," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com