Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Siomay Basi, 16 Warga Terkapar

Kompas.com - 08/11/2009, 18:04 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Sebanyak 16 warga RT 6 RW 10 Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor, terpaksa dirawat di RS PMI Bogor dan Salak Bogor, Sabtu dan Minggu (8/11) karena keracunan siomay basi.

"Bumbunya enak, tapi siomay otak-otaknya sudah bau. Siomay lainnya enggak apa-apa," kata Satrio Slamet (19), yang sampai Minggu sore masih buang-buang air.

"Kepala juga masih pusing," lanjut dia, yang agak sempoyongan turun dari bangsal UGD RS  PMI untuk ke toilet di ruang UGD. "Sudah enggak terhitung, berapa kali saya berak-berak. Perut juga mules banget. Kalau muntahnya sih, enggak seberapa," tambah dia.

Satrio dan dua temannya pada Minggu siang masuk RS PMI. Adapun lima temannya dibawa ke RS Salak karena RS PMI kehabisan kamar rawat inap. Sebanyak delapan orang lainnya yang sudah lebih dulu dirawat di RS PMI mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan buang-buang air besar secara hebat yang timbul pada Sabtu pagi. Siangnya, mereka langsung dibawa ke RS PMI Bogor.

Alik Nurdin, Ketua RT 06, menuturkan bahwa siomay yang dimakan warga dibeli dari pedagang siomay keliling bersepeda yang kebetulan lewat pada Jumat tengah malam. Harganya Rp 2.000 per porsi, isi lima siomay. "Saya juga beli dan makan siomay, tapi alhamdulillah saya enggak kenapa-kenapa. Tetapi 16 warga saya kenapa-kenapa. Sabtu pagi mereka mulai merasa pusing dan mual sampai akhirnya harus di rawat di rumah sakit," katanya.

Menurut Alik Nurdin, hasil pemeriksaan laboratorium atas somay muntahan korban menunjukkan bahwa siomay tersebut tidak mengandung zat kimia beracun. "Siomay-nya saja yang sudah tidak layak konsumsi karena basi. Itu juga siomay yang jenis otak-otak yang dibuat dari ikan tongkol. Saya makan siomay sekitar pukul 01.00 karena iseng saja. Kan lagi begadang dengan warga," katanya.

Dokter jaga di UGD RS PMI  Bogor, dr Hamid Baso, yang menangani pasien keracunan somay tersebut mengatakan, dari gejala perut mulas lalu banyak buang-buang air, dapat diduga bahwa siomay yang dikonsumsi para korban mengandung bakteri. "Kalau keracunan karena zat kimia, gejalanya lain. Kalau ini, dilihat dari seringnya buang-buang air, lebih cenderung karena bakteri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com