JAKARTA, KOMPAS.com Polisi menangkap tersangka yang diduga membunuh model yang akrab dipanggil Tia pada Senin dini hari pukul 00.30 di rumah orangtua DS di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selasa (17/11), polisi membawa tersangka ke Polres Metro Jakarta Barat untuk memproses perkara pembunuhan itu. Dalam pemeriksaan di kepolisian, DS mengaku sakit hati karena korban menolak dirias. Selain itu, pemuda asal Kalimantan itu ingin mengambil harta Tia berupa tiga telepon seluler berbagai merek dan uang tunai Korban adalah mahasiswi sebuah sekolah tinggi keuangan yang juga dikenal sebagai gadis model untuk majalah pria. Ia baru seminggu menghuni apartemen tersebut. Kepala Polsek Tanjung Duren Komisaris Jhoni Iskandar yang dimintai konfirmasi pada Selasa kemarin membenarkan penangkapan itu. ”Tersangka DS alias F kini ditahan di Polres Jakarta Barat karena kasusnya ditangani oleh polres,” ujar Jhoni. ”Tersangka baru kenal korban lewat seorang temannya, tetapi sudah menawarkan diri untuk merias korban dan ditolak terus. Nah, tersangka mengaku sakit hati,” tutur Johni. Sekali merias artis, biasanya DS mendapat bayaran Rp 500.000. DS, lelaki muda berpembawaan gemulai, adalah orang terakhir yang bertemu korban di apartemennya. Menurut Jhoni, polisi yang mendapat keterangan dari banyak saksi dan rekaman CCTV di apartemen sejak pekan lalu sudah mencurigai keterlibatan perias tersebut dalam pembunuhan atas Tia. ”Polisi menangkap DS tanpa perlawanan,” ujarnya. DS yang asli warga Banjarmasin langsung kabur ke kampung halamannya seusai membunuh korban. Selama di Jakarta, ia menjadi perias di sebuah salon kecantikan di Jakarta Pusat. Di Polres Jakarta Barat, Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Abdul Kamil Razak memaparkan kronologi pembunuhan Setianti. Menurut Abdul Kamil, DS menghubungi korban untuk dirias sebagai salah satu foto model di kalender. Ia memaksa datang ke apartemen. Saat bertamu ke apartemen Tia, sempat terjadi dialog di antara keduanya, tetapi DS meminta Aam, pembantu korban, untuk mengambil alat riasnya di taksi. Ketika kembali ke kamar, Aam tidak bisa masuk karena pintu sudah terkunci dari dalam.