Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Ditertibkan, 20 Orang Luka Berat

Kompas.com - 18/11/2009, 15:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 74 bangunan di Kebantenan RT 03/03, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara ditertibkan Pemerintah Kota Jakarta Utara, Rabu (18/11) subuh. Penertiban itu dilakukan mendadak, sehingga warga tidak bersiap. Akibatnya sebanyak 20 orang warga luka saat mencoba mempertahankan bangunan miliknya. Dari 20 orang yang luka itu, sebanyak lima orang warga mengalami luka cukup parah di kepala karena dipentung, jatuh, dan diseret oleh petugas.

Bangunan liar ini telah berada di lahan itu lebih dari 30 tahun lalu, namun mereka tidak mempunyai surat-surat resmi. Hanya beberapa orang yang memiliki surat resmi karena tanah dan bangunan didapat dari orangtua mereka. Namun rumah dan bangunan itu tetap dibongkar karena petugas satuan polisi pamong praja tidak mengetahui bangunan mana saja yang memiliki surat resmi.

Menurut Wakil Walikota Jakarta Utara Atma Senjaya, tanah itu sudah diberikan Pemerintah ke PT Pulo Mas Jaya sejak tahun 1980-an untuk dibangun rumah susun. “Kami sudah memberikan surat peringatan kepada warga mengenai pembongkaran itu, namun warga tidak mau membongkar rumahnya sendiri,” kata Atma.

Warga yang bersedia pindah akan diberikan uang kerohiman Rp 1 juta dan diarahkan untuk menempati Rumah Susun Marunda. Warga menolak, dan memilih untuk bertahan. Warga sempat berusaha membakar ban di Jalan Kebantenan, namun aksi itu langsung dimatikan oleh petugas Pemadam Kebakaran yang memang juga telah siap. Warga yang jumlahnya kalah banyak dengan petugas gabungan yang jumlahnya 1.000 orang, akhirnya berhenti melawan. Apalagi ketika alat berat merusak bangunan mereka, warga akhirnya membereskan barang-barang dan mencari tempat penampungan.

Menurut Ngasimin (53), tukang becak yang mempunyai 11 anak itu mengaku tidak bermaksud melawan petugas. Namun saat dia berlari ke belakang, para petugas mengira dia akan melakukan provokasi ke warga. Akibatnya Ngasimin ditangkap dan dipukuli oleh petugas. Kepala dan dahi kirinya mengalami luka. Korban yang mengalami luka-luka mendapat pertolongan pertama dari tim PMI yang juga telah disiapkan.

Nabila (10), siswa SDN 01 Semper, mengaku kaget melihat rumahnya dirobohkan saat dia akan berangkat sekolah. Dia terlihat shock dan menangis. Nabila akhirnya tidak jadi berangkat sekolah walaupun pada pagi hari ini dia ada ulangan di sekolah.

Sementara itu Eddi dari LBH Jakarta mengungkapkan sangat menyesalkan tindak kekerasan yang dilakukan Satpol PP dalam pembongkaran. Apalagi pembongkaran dilakukan pada pagi hari, pukul 04.30, saat hari masih gelap.

“Saya akan membawa korban yang luka untuk membuat pengaduan ke Polda Metro Jaya atas tindak kekerasan yang dilakukan terhadap warga. Ini bertentangan dengan UU NO 11 Tahun 2005 tentang ratifikasi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat,” kata Eddi.

Ucok dari Urban Poor Consorsium juga sangat menyesalkan pembongkaran dengan kekerasan. “Seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang lebih manusiawi,” tegas Ucok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com