Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Keramik dalam Perkembangan Paling Mutakhir Dipamerkan di Pasar Seni

Kompas.com - 20/12/2009, 15:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ingin tahu bagaimana seni keramik dalam perkembangan paling mutakhir di 40 negara di dunia, termasuk Indonesia, sediakan waktu untuk mengunjungi pameran bertajuk Jakarta Contemporary Ceramics Bienalle (JCCB) 2009, di Galeri North Art Space, Pasar Seni Ancol, Jakarta. Pameran yang berlangsung hingga 20 Januari 2010 itu memamerkan karya-karya dari 40 perupa keramik internasional dan nasional, antara lain Belanda, Australia, Italia, Amerika Serikat, Singapore, Malaysia, Philipina , dan Indonesia.

"Biennale Keramik pertama di Asia Tenggara ini menguak potensi para perupa keramik muda, dengan karya-karya mereka yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni keramik pottery bahkan terhadap nature medium itu sendiri," kata kurator Rifky Effendy, Minggu (20/12/2009).

Mencermati pameran, karya keramik yang disuguhkan mempunyai keragaman latar: seperti karya yang berbasis pada tradisi pottery seperti karya Akadiat Joedawinata, Hadrian Mendoza (Philipina) dengan bentuk botol-botol bakaran kayunya, Mohd Roslan Ahmad (Malaysia), Endro s Sungkowo, AA Ivan WB, Marcello Massoni-Michella Foppani-Hillary Kane dari Gaya Ceramic Centre, Bali, dengan bakaran rakunya.

Kelompok karya-karya dengan bentuk objek patung disuguhkan oleh F. Widayanto, Noor Sudiyanti, Endang Lestari, Kang Sri Hartono, Lie Fhung, Ira Suryandari, Evy Yonathan, Ika W Burhan, Mirjam Veldhuis (Belanda), Shamsu Mohamad (Malaysia) , Umi Baizurah (Malaysia) dan Krisaya Luenganantakul (Thailand) yang menyuguhkan gestur penjelajahan dan olahan patung-patung keramik dari ekspresi dunia personal.

Kecenderungan menyusun instalasi disajikan oleh Albert Yonathan dengan konfigurasi bentuk bentuk figur kontemplat ifnya. Begitupun karya instalasi lain, seperti Ponimin, Taufiq Panji Wisesa, Tisa Granicia, Nia Gautama serta Nadya Savitri,Titarubi dan dua pematung non -keramik seperti karya Wiyoga Muhardanto dan perupa Handiwirman Saputra. Dengan pembentukan mulai dari cetak dan handbuilding , bahkan menggabungannya berbagai metode dan materi lain.

Permukaan tanah lempung yang dimanfaatkan untuk menggambar dengan menoreh disajikan oleh karya karya Ferry Pharama dan Harry Mahardika. Nurdian Ichsan menyajikan karya instala si terakota yang interaktif dengan para pengunjung. Sedangkan karya Herra Pahlasari dan Tromarama menyajikan karya-karya video dengan rangkaian objek keramik industri. Mereka masing-masing menyajikan narasi kehidupan dari koridor benda- benda keramik domestik keseharian.

Pekeramik yang menonjol dan dikenal luas masyarakat seni Indonesia adalah F. Widayanto. Lulusan studi keramik di ITB ini bermula dari membuka studio yang membuat benda perabot keramik yang unik. Kemudian ia memamerkan patung-patung keramik yang didasari dari tokoh-tokoh mitologi pewayangan Jawa.

Widayanto adalah pekeramik yang paling sering melakukan pameran secara berkala dan juga menampilkan karya-karya yang tematik sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an. Kemampuan artistiknya dalam mengolah figur dari lempung dan penerapan glasir, menjadikannya sebagai seniman yang mampu mengggabungkan antara ekspresi budaya Jawa dengan semangat modern yang menyentil," jelas Rifky Effendy.

Kurator Asmujo menambahkan, bahwa berbeda dengan negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea, Taiwan dan China, Indonesia tidak memiliki tradisi keramik yang canggih, karena itu modal kultural, teknologi dan apresiasi masyarakat terhadap seni keramik rendah. Bukan hal yang mengherankan jika perkembangan seni keramik jauh dari pesat. Namun hal ini juga menjadi blessing in disguese. Tidak establish sebagai wilayah khusus, menyebabkan seniman keramik kontemporer di Indonesia tidak berhadapan secara diametrikal dengan seni rupa kontemporer.

"Karena itu mudah saja bagi seniman keramik di Indonesia menjadi bagian dari seni rupa kontemporer. Hal ini di antaranya disebabkan pula belum establish-nya infrastruktur seni rupa kontemporer di Indonesia, sehingga kebutuhan dan kecanggihan untuk melakukan dan membenarkan eksklusi terhadap praktek seni rupa yang tidak sejalan dengan paradigmanya (misalnya: seni keramik) boleh dikatakan tak terjadi," ujarnya.

Asmujo menjelaskan, beberapa tahun terahir ini cukup banyak seniman keramik yang bisa meleburkan ke dalam medan seni rupa kontemporer. Agaknya dorongan untuk mencari alternatif dari seni lukis dan media baru, membuka peluang bagi para seniman keramik untuk masuk dal am wilayah produksi dan konsumsi seni rupa kontemporer. Nama-nama seperti F. Widayanto, Titarubi, Nurdian Ichsan, Lie Fhung, Albert Yonathan, Nadya savitri, Noor Sudiyati, Tisa Granicia, Endang Lestari merupakan nama-nama yang juga tercatat dalam medan sen i rupa kontemporer Indonesia. Selain nama-nama tersebut beberapa seniman keramik dalam bienal ini memang muncul dengan semangat studio keramik mandiri, tanpa terlalu peduli pada fenomena seni rupa kontemporer. Nama-nama seperti Evy Yonathan, Ivan, Ika Burhan, dan Ira Suryandari mewarisi semangat ketangguhan seniman keramik mandiri. Dalam beberapa hal sosok mereka mengingatkan semangat truth to the material ala contemporary.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Budi Karya Sumadi berharap publik bisa mengapresiasi bagaimana keberagaman dan keluasan seni keramik sekarang. Baik dalam lingkup praktik art craft (kriya seni), hingga seni konseptual dan media baru. "Diharapkan JCCB ini akan menjadi agenda baru dalam peristiwa budaya di kota Jakarta dan tanah air. Dengan dukungan dari North Art Space dan Jaya Ancol, JCCB juga akan mengukir sejarah baru bagi perkembangan seni rupa Indonesia di tengah percaturan seni rupa dunia," katanya.

Dengan diadakannya bienalle ceramic ini diharapkan akan memacu perkembangan seni rup a keramik yang telah memberikan suatu nilai tambah, nilai seni, dan estetika terhadap materi tanah liat menjadi sebuah karya yang luar biasa maupun apresiasi dan minat masyarakat terhadap seni keramik sebagai salah satu cabang seni yang tertua di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com