Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alex Masih Mencari Kurdi...

Kompas.com - 23/12/2009, 17:34 WIB

KOMPAS.com — Wajah Alex terlihat bingung. Matanya merah. Tiba-tiba, ia mendatangi kumpulan wartawan yang tengah meng-update berita tentang peristiwa robohnya bangunan tambahan di Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2009) sore.

"Kalau korban dibawa ke mana saja?" tanyanya. Alex adalah pedagang rokok keliling. Saat bertanya, ia masih menenteng barang dagangannya.

Lantas, kepada Kompas.com, Alex menceritakan pencariannya dan teman-temannya terhadap satu orang rekan sekampung halaman bernama Kurdi. Pencarian sudah dilakukan sejak peristiwa robohnya bangunan yang terjadi pagi tadi. Menurut perantau asal Madura itu, ia bersama teman-temannya sudah keliling ke semua rumah sakit yang menampung korban tewas ataupun yang selamat. Ia juga sudah menelusuri daftar nama korban. Tak ada nama Kurdi di sana.

"Saya sudah tanya polisi, sudah lapor juga. Tapi nama Kurdi tidak ada. Mbak tahu tidak di mana lagi saya bisa mencari?" tanya Kurdi.

Proses evakuasi yang dilangsungkan pascaperistiwa terjadi telah dihentikan sejak pukul 14.30 tadi. Terakhir, Tim Badan SAR Nasional melakukan deteksi dan dipastikan tak ada lagi korban hidup di bawah reruntuhan. Kendati demikian, kemungkinan masih ada korban meninggal di bawah puing bangunan. Lalu, di mana Kurdi?

Dari daftar korban terakhir yang diterima dari manajemen gedung, juga tak ada nama Kurdi. Alex kemudian meminta bantuan ke mana ia bisa mencari kepastian. "Kalau sudah ada kepastian, saya berani kasih tahu keluarganya. Baik dalam keadaan hidup atau mati, kami masih mencari," kata dia.

Barang dagangan Kurdi di lokasi kejadian

Alex menceritakan, sesaat setelah peristiwa terjadi, ia dan rekan-rekannya yang berasal dari Madura langsung meluncur ke lokasi. Kebetulan, Alex juga satu kontrakan dengan Kurdi. Ketika menyisir lokasi, ia melihat barang dagangan Kurdi berupa kotak berisi rokok dan termos air panas ada di lokasi kejadian. Tepatnya, di bawah besi yang turut runtuh. "Saya yakin itu punya Kurdi. Tapi orangnya tidak ada. Saya yakin dia ada di sana," ujar Alex dengan mata berkaca-kaca.

Pagi tadi, cerita Alex, Kurdi berangkat dari kontrakan sekitar pukul 06.00. Pusat bongkar muat Metro Tanah Abang memang biasa menjadi tempat mangkal para pedagang rokok dan kopi panas keliling. "Dia biasa jalan memang pagi-pagi. Tadi malam, dia juga baru kehilangan uangnya Rp 900.000 dan beberapa bungkus rokok karena kontrakan lupa dikunci," kisah Alex.

Alex mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya akan berusaha mencari tahu keberadaan Kurdi. "Kasihan keluarganya," ujarnya. Kurdi, menurut Alex, sudah menikah. Anak dan istrinya berada di Madura.

"Tolong bantu saya, bagaimana bisa mencari kepastiannya. Kata polisi, evakuasi sudah selesai. Tapi, Kurdi belum nongol juga," kata Alex lagi. Alex juga meminta bantuan mendapatkan informasi mengenai pengobatan atau pengiriman jenazah jika Kurdi ditemukan tewas.

Melapor ke manajemen gedung

Kompas.com pun mencarikan konfirmasi mengenai pelaporan bagi pihak yang masih mencari kepastian keluarganya. Berdasarkan keterangan Building Manager Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Setiarto Haryono, dari daftar korban yang dikantongi pihaknya, hanya terdapat seorang tukang kopi yang menjadi korban tewas bernama Abdul Havid. Ia mengatakan, jika ada pihak yang kehilangan anggota keluarganya, bisa melaporkan ke pihak manajemen gedung.

"Evakuasi sudah selesai. Tapi kalau ada yang mencari keluarganya bisa menghubungi kami," ujar Setiarto. Pihak manajemen gedung akan menanggung seluruh biaya yang dibutuhkan para korban. Bagi siapa saja yang mencari informasi tentang korban, bisa menghubungi ke nomor (021) 30035400.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com