Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak RS, Pasien DB Dirawat di Rumah

Kompas.com - 20/03/2010, 13:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Alul (14) terbaring lemah dengan tangan diinfus. Pelajar kelas III SMP di Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, itu dirawat di rumah, Sabtu (20/3/2010). Padahal, dia menderita demam berdarah dan trombositnya anjlok hingga 30.000.

Dua hari lalu, Ade, ibu Alul, membawa anaknya itu ke Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur, tetapi pengelola rumah sakit menolak merawat Alul dengan alasan tidak ada kamar. "Katanya rumah sakit penuh dan tidak ada kamar," kata Ade di rumahnya di Gang Bahagia, Jalan Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi.

Kondisi itu membuat Ade panik dan bingung karena khawatir kondisi anak keduanya itu bakal memburuk. Suster Titi, bukan nama sebenarnya, mengatakan, penderita demam berdarah tidak boleh dirawat di rumah, harus di rumah sakit karena kondisi mereka sangat labil dan dapat mendadak memburuk hingga tidak tertolong. Namun, dia tidak bisa membiarkan Alul tanpa perawatan.

Oleh karena itu, dia memutuskan untuk merawat Alul di rumah, memberinya cairan infus, dan berkali-kali datang memeriksa kondisi Alul. "Ibu Ade membawa Alul yang sakit radang tenggorokan tetapi tidak sembuh-sembuh. Saya meminta segera periksa darah dan dari hasil pemeriksaan itu saya merujuk ke RS Budi Asih. Ternyata, dia tidak bisa dirawat di sana. Saya tidak mungkin membiarkan dia tanpa perawatan. Apalagi mereka keluarga miskin. Jadi, saya memutuskan dirawat di rumah saja dan saya bolak-balik memeriksa Alul," kata suster Titi yang sebelumnya bekerja di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jatiwaringin.

Setelah dua hari dirawat di rumah dan menghabiskan enam botol cairan infus, trombosit Alul naik menjadi 109.000. Meski demikian, Alul masih sangat lemah dan berbaring di ruang depan rumahnya. Dia berharap segera sembuh agar dapat mengikuti Ujian Nasional pada Senin (29/3/2010) mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com