Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foke Datangi Warga Miskin Tionghoa

Kompas.com - 02/02/2011, 12:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan masyarakat DKI Jakarta keturunan Tionghoa memang tak lepas dari kaitan sejarah ibukota negara ini. Sejak bernama Sunda Kelapa, warga Tionghoa menjadi salah satu elemen penting bagi roda perdagangan yang ketika itu menggeliat di kota ini.

Oleh karena itu, dalam menyambut Hari Raya Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Kamis (3/2/2011), Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan mendatangi warga-warga Tionghoa yang kurang mampu di berbagai tempat di Jakarta.

"Saya mengucapkan selamat kepada para warga Jakarta yang merayakan, karena Jakarta sejak dulu bahkan sejak adanya pelabuhan Sunda Kelapa, kota ini dihuni warga yang asalnya keturunan Tionghoa," ungkap Foke, Rabu (2/2/2011), di Balaikota, Jakarta.

Dengan akar sejarah panjang tersebut, Foke mengakui, keberadaan warga keturunan Tionghoa menjadi elemen yang tak terpisahkan dari kota Jakarta.

"Mereka tidak akan terpisahkan dari kota ini," ujar Gubernur.

Foke menambahkan, meski warga Tionghoa acap kali disebut sebagai pengusaha ulung dan memiliki jaringan bisnis kuat di Jakarta, namun masih ada pula warga Tionghoa yang hidup dalam kondisi kekurangan. Oleh karena itu, dalam perayaan Imlek esok hari, ia akan mengunjungi para warga Tionghoa kurang mampu tersebut.

"Saya akan berkunjung ke beberapa kawasan untuk menyampaikan selamat dan berbagi," ujarnya kepada para wartawan.

Namun, masih belum diketahui wilayah-wilayah yang akan menjadi kunjungan Foke tersebut.

Menilik sejarah

Kehadiran warga Tionghoa di Jakarta tidak lepas dari sejarah sebuah daerah yang kini menjadi pusat bisnis dan perekonomian kota ini, yakni Glodok. Kawasan yang ramai dihuni warga keturunan Tionghoa ini kemudian dikenal sebagai daerah Pecinan.

Glodok merupakan salah satu dari sejumlah kampung tua yang tumbuh di sepanjang aliran sungai Ciliwung sejak sebelum jaman pemerintahan Hindia- Belanda (VOC). Daerah-daerah kampung tua tersebut diantaranya adalah Kampung Bandan, Kampung Orang Cina (Pecinan), Kampung Luar Batang, Kampung Pekojan, Kampung Angke, Kampung Kebon Jeruk, dan sejumlah kampung tua lainnya.

Sejak jaman sebelum Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen berkuasa, pusat kawasan Glodok sudah didiami oleh warga Tionghoa. Namun setelah terjadi pemberontakan kaum Tionghoa yang berujung pada pembantaian 20.000 jiwa warga Tionghoa oleh VOC pada 1740 yang kemudian disusul dengan keluarnya peraturan Wijkenstelsel, warga Tionghoa saat itu tidak diperbolehkan lagi tinggal di dalam tembok kota.

Glodok kemudian ditunjuk oleh VOC sebagai kampung warga Tionghoa. Sejak itulah, Glodok lalu berubah menjadi Pecinan dan pusat perdagangan hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com