Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kami Sudah Sebelas Tahun Dikepung Banjir

Kompas.com - 24/02/2011, 10:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya rawa yang berubah menjadi bangunan pabrik dan bangunan lain membuat tempat parkir air menjadi hilang. Akibatnya, permukiman 100 kepala keluarga (KK) di RT 07 RW 01, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, sejak 11 tahun terakhir terendam air yang tak pernah surut.

Kondisi tersebut membuat sejumlah warga hidup dalam keprihatinan. Agar tetap dapat dihuni layaknya rumah tinggal, warga terpaksa membangun rumah panggung seadanya. Sedangkan tanah yang tergenang, agar bisa dilintasi warga terpaksa membuat pijakan jalan dari papan.

“Kami hidup seperti ini sudah berlangsung lebih dari 10 tahun,” ujar Kasmin (53) warga setempat, kepada jajaran pejabat Pemkot Administrasi Jakarta Barat saat mengunjungi wilayah tersebut, Rabu (23/2/2011).

Kasmin mengatakan, kondisi itu mulai dirasakan sejak 1980 ketika areal yang dulunya rawa yang sangat luas dan berfungsi sebagai penampungan air diuruk untuk dijadikan pabrik. Kondisi itu diperparah dengan berdirinya bangunan-bangunan lain di sekitarnya.

“Air tak pernah surut sejak 1990. Genangan permanen tersebut terjadi karena hunian warga saat ini satu meter berada di bawah jalan. Jadinya saat hujan turun tak ada lagi pembuangan air hingga airnya mengendap sampai saat ini,” ungkapnya.

Untuk akses jalan warga membuat pasak tiang dari bambu yang selanjutnya menyusun bambu-bambu tersebut. Untungnya saat ini air itu bisa dimanfaatkan sekitar 50 KK dengan beternak lele. Mereka memasang keramba gantung yang dibuat menggunakan terpal plastik berukuran 2x2 meter.

Menyikapi kondisi itu, Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Barat, Eldi Andi, berjanji akan membantu warga dengan mengusulkan pendirian rusun di wilayah tersebut. “Kondisinya memang sangat tidak layak huni. Kami akan coba laporkan pada walikota langkah yang akan ditempuh untuk mengakomodir kondisi tersebut,” janjinya.

Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Kusdiana, mengungkapkan sesuai bidangnya saat ini pihaknya akan membantu warga khususnya yang beternak lele untuk menyediakan bibit dan melakukan penyuluhan. Upaya itu dilakukan agar hasil panen lele yang selama ini setiap keramba hanya 10 kilogram per hari dapat meningkat.

“Sebab, berdasarkan keterangan peternak permintaan lele mencapai 300 kilogram per hari. Karena budidaya lele boleh dikatakan sudah jadi salah satu mata pencaharian warga, kami harus membantu untuk meningkatkannya. Kalau bisa ikan mujair nila juga dapat diternak di keramba tersebut,” kata Kusdiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com