Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Bentuk Ketidaksetiakawanan Sosial

Kompas.com - 19/03/2011, 20:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Adrianus Meliala, kriminolog dari Universitas Indonesia menyatakan, maraknya teror bom bentuk buku saat ini mengindikasikan ketidaksetiakawanan sosial masyarakat Indonesia.

”Ternyata ada saja orang Indonesia yang tega berperilaku iseng dan menimbulkan kecemasan pada orang lain,” katanya di Jakarta, Sabtu (19/3/2011).

Seperti diberitakan, teror bom dalam bentuk buku dalam sepekan ini bermunculan hingga menimbulkan keresahan di masyarakat.

Teror bom pertama terjadi di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3). Bom tersebut berupa bingkisan yang ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla.

Apesnya, bom yang disimpan dalam buku tersebut meledak setelah Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan datang ke lokasi dan mencoba mengotak-atik bingkisan tersebut.

Bingkisan bom dalam bentuk buku juga dikirim ke Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) dan ke kediaman Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno.

Selang satu hari, bingkisan serupa dikirim ke musisi Ahmad Dhani.

Adrianus menyatakan, maraknya teror bom itu juga menunjukkan toleransi sosial bangsa Indonesia yang rendah sehingga menimbulkan pertanyaan akan kualitas integritas Indonesia sebagai bangsa.

”Bandingkan dengan masyarakat Jepang yang begitu solid dan saling menolong di tengah mendapatkan tekanan musibah yang amat berat,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar meminta masyarakat waspada sehubungan dengan teror bom paket di beberapa tempat.

”Dengan kondisi seperti ini, siapa saja bisa menerima paket, bukan berarti bisa ada lagi karena harapan polisi tentu tidak ada lagi,” katanya di Jakarta, Kamis (17/3/2011).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com