Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tercekik Biaya, Sopir Odong-odong Nekat Bius Penumpang

Kompas.com - 24/08/2011, 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang tersangka kasus pembiusan, Sugiyanto alias Ciko (32), mengaku terpaksa melakukan pembiusan terhadap para penumpang untuk memenuhi kebutusan hidupnya.

Menurut dia, pekerjaan sebagai sopir odong-odong tidak lagi mencukupi, terutama menjelang hari raya Idul Fitri ini. "Lumayan buat kebutuhan keluarga," aku Ciko, Rabu (24/8/2011), saat ditanya wartawan alasannya membius penumpang.

Ayah dua orang anak yang putus sekolah itu, menuturkan pekerjaan sehari-harinya sebagai sopir odong-odong hanya menghasilkan Rp 70.000 per hari. Sedangkan istrinya, hanya bertugas menjaga rental Playstation dengan penghasilan tak seberapa.

"Buat rumah kontrakan dan anak-anak di Condet juga enggak cukup. Apalagi menjelang Lebaran, makanya saya terpaksa ngelakuin itu semua," kata Ciko.

Di tengah tuntutan kebutuhan itu, Ciko kemudian ditawari salah seorang tersangka lainnya yakni Katro, sebulan lalu. Ciko diminta menyetir sebuah mobil APV yang menjadi tempat pembiusan.

Katro rupanya tidak sendirian, ia bersama dengan tiga orang lainnya yang masih satu komplotan, yaitu Daglek, Roni, dan Alek. Berlima mereka kemudian melancarkan aksinya di Bandara Soekarno Hatta dengan menargetkan para penumpang yang baru saja turun pesawat dan mencari kendaraan.

"Nanti teman saya ada yang ngajak naik taksi bareng karena arahnya sama. Di jalan jemput-jemput orang, terus diajak naik mobil yang saya sopiri di Rawasari," tuturnya.

Di perjalanan di dalam mobil itu, lanjut Ciko, korban kemudian diberikan jamu yang sudah dicampur obat tidur Sanax. Saat korban terlelap, komplotan ini pun menggasak harta benda korban dan meninggalkan korban di Cakung, Jakarta Timur.

"Sudah tiga kali kami lakuinnya. Dari situ memang dapatnya lumayan, ada Blackberry, uang Rp 1,3 juta, dan laptop. Itu buat saya sendiri, kalau yang lainnya dapat beda lagi. Mereka kabur," ujar Ciko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com