Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru yang Terlibat Bentrok Akan Dipanggil Polisi

Kompas.com - 21/09/2011, 22:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentrokan antara siswa SMAN 6 Jakarta dengan wartawan, Senin (19/9/2011) berujung panjang. Polisi kemungkinan memanggil pihak guru yang terlibat bentrokan, tidak hanya siswa dan wartawan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Imam Sugiyanto menyatakan, bila ada keterangan siswa yang mengaitkan kericuhan tersebut dengan guru, pihak kepolisian pun tidak akan segan-segan menghadirkan guru. "Jika ada guru yang terkait, tentu kita akan panggil," kata Imam di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2011).

Sebelumnya, wartawan yang mejadi korban dalam bentrokan Senin lalu, Yudhistiro Pranoto seorang fotografer surat kabar nasional di Dewan pers kemarin, mengungkapkan kalau dirinya menjadi korban pengeroyokan. Padahal dirinya sudah berusaha menyelamatkan diri dan mendekat dengan seseorang yang diduga guru SMAN 6 Jakarta.

Yudhistiro mengira laki-laki yang menggunakan safari biru tersebut akan menolongnya. Namun, laki-laki tersebut justru malah membiarkan siswa-siswa mengeroyoknya, sampai akhirnya dia harus dilarikan ke RSPP.

"Saya sudah lega, saya kira mau ditolong. Tapi orang yang menurut saya guru itu malah memaki saya 'Jangan ganggu sekolah kami lagi'. Itu memotivasi anak-anak lain untuk bertindak lebih anarkis," ucap Yudhis.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Metro Jakarta Selatan, mengungkapkan kasus bentrokan tersebut akan diselesaikan sesuai dengan proporsinya. "Kalau itu provokasi kita dudukan secara proporsional saja," tegas Imam.

Terpisah, Kepala Sekolah SMAN 6 Jakarta Kadarwati Mardiutama menyebutkan, dalam bentrokan itu, terdapat tujuh murid dan tiga guru yang menjadi korban. Murid tersebut di antaranya bernama Yuliansyah, Guntur, Dima, Rizki Akbar dan Iraqdad yang terkena luka memar.

Sementara, guru yang terluka adalah pengajar Geografi Deni Mawardi terkena mangkok, Pengajar Fisika Husniwati dengan pelipis kanan bengkak dan Pengajar Matematika Mufiqto dengan kancing baju koyak.

Mengenai kabar adanya guru yang mengancam wartawan, Kadarwati mengaku tidak mengetahuinya. Kemungkinan, kata Kadarwati, ucapan itu hanyalah letupan emosi. "Saya tidak menjamin apakah itu guru kami. Saya kedatangan tamu 64 orang guru untuk pelatihan, mungkin mereka bilang sudah tidak usah ada masalah lagi," pungkasnya.(Tribunnews/Adi Suhendi dan Ferdinand WS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com