Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Dua Kasus, Satu Pelaku

Kompas.com - 17/10/2011, 20:58 WIB
Windoro Adi

Penulis

KOMPAS.com - PADA hari Jumat (14/10/2011) pukul 15.00, ditemukan mayat perempuan berusia 35-40 tahun dalam kardus televisi di Jalan Kurnia, Gang D, RT 7 RW 17, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Mayat dibungkus seprei bermotif bunga merah dalam posisi tertekuk, karena terikat tali rafia. Mayat hanya memakai kutang hitam berukuran di atas 38. Dalam kardus juga ditemukan foto anak laki-laki seusia siswa SD menganakan seragam sekolah.

Menurut Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Gatot Edi Prawono, Minggu (16/10/2011), ciri-ciri mayat, kulit kuning langsat, tinggi lebih dari 155 sentimeter, rambut panjang terurai sepunggung atas. Korban mengenakan anting merah, dan sedang hamil tiga pekan.

Dari hasil  pemeriksaan saksi-saksi, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara,  Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar, menduga, pelaku kasus ini tunggal. Pelaku naik sepeda motor saat membuang kardus. Irwan memperkirakan, korban meninggal 12 jam sebelum ditemukan.   

Di tempat lain, Sabtu (15/10/2011) pukul 17.00, ditemukan mayat perempuan seusia siswi SD dalam kopor gelap bermerk Polo, di Cakung Barat RT 01 RW 04, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim). Luka pada jenazah menunjukkan, ia korban pelaku pedofil (pedofilia, ketertarikan seksual orang dewasa kepada anak berusia 12 tahun ke bawah).

Kopor juga berisi baju daster merah, kelambu abu-abu, piyama handuk pink, dan celana pendek loreng krem-coklat. Panjang kopor 50 sentimeter, sedangkan lebar 38 sentimeter. Ada kartu nama Safrudin yang beralamat kantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kepala Bagian Humas Polres Metro Jaktim, Komisaris Didik, Senin (17/10/2011) menduga, korban tewas dua hari sebelum jenazahnya ditemukan.   

Penyesatan   

Dua kasus pembunuhan ini diduga dilakukan seorang pria. Alasannya, pola pembuangan mayat dan pola penyesatan, sama. Pola pembuangan mayat sama, karena masing-masing mayat diletakkan dalam wadah, lalu dibuang ke tempat berbeda.

Pola penyesatan pun sama "bodoh"-nya. Pelaku berniat menyesatkan penyidik seolah-olah kedua kasus ini terpisah. Caranya? Di mayat kardus diletakkan foto anak laki-laki seusia SD, sedangkan di mayat koper pelaku meletakkan kartu nama Safrudin.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com