Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prijanto: Tak Sepanjang Lirik "Keroncong Kemayoran"

Kompas.com - 29/12/2011, 12:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komunikasi antara Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke dan Wakilnya, Prijanto, sangat minim selama empat tahun terakhir. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo mengatakan, setelah mengajukan pengunduran diri, Prijanto datang menemuinya. Saat itu, Prijanto bercerita panjang lebar mengenai kondisi selama menjabat Wagub.

"Dia (Prijanto) membuat ilustrasi ibarat lagu 'Keroncong Kemayoran', itu syairnya lebih panjang dibanding dia berbicara sebagai Wagub dengan Gubernur selama empat tahun ini. Bisa dibayangkan," kata Tjahjo, mengutip penjelasan Prijanto, di Komplek DPR, Jakarta, Kamis (29/12/2011).

Tjahjo menambahkan, selama dua jam, Prijanto menjelaskan berbagai contoh bentuk tidak difungsikannya ia sebagai Wagub oleh Foke. Prijanto mengaku tak pernah mendapatkan tugas.

"Pengakuan dia (Prijanto), kalau Pak Fauzi Bowo tugas ke luar negeri, tidak pernah diberikan mandatnya kepada Wagub," katanya.

Sebagai partai yang ikut mendukung Foke dan Prijanto ketika pemilihan gubernur tahun 2007, Tjahjo menyayangkan keputusan Prijanto lantaran mengundurkan diri tidak menyelesaikan masalah. Meski demikian, ia tetap menghormati hal tersebut karena merupakan haknya.

"Saya kira itu jadi introspeksi tidak hanya bagi Pak Prijanto, tapi juga Fauzi Bowo. Ternyata, kesepakatan pilkada banyak yang semu. Kami memilih A, B, C hanya saat pilkada. Padahal, pertanggungjawabannya lima tahun. Dengan mundurnya Wagub, jangan salahkan Wagubnya saja. Termasuk Gubernurnya juga salah," kata Tjahjo.

Seperti diketahui, pada 25 Desember lalu, informasi pengunduran diri Prijanto disampaikan resmi secara tertulis oleh Pemprov DKI Jakarta. Prijanto sendiri tak mengungkapkan secara terbuka alasan yang mendasarinya mundur dari jabatan yang seharusnya diakhiri pada Oktober 2012. Ia mengatakan, keinginan mundur sudah sejak dua tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com