65 Persen Pedagang Setuju Peremajaan Pasar Kali Baru

JAKARTA, KOMPAS.com — PD Pasar Jaya tetap akan melanjutkan rencana peremajaan Pasar Kali Baru karena sekitar 65 persen pedagang eksisting di pasar tersebut sudah setuju. Ini sekaligus menjadi tanggapan atas aksi demo penolakan peremajaan tersebut oleh Persatuan Pedagang Pasar Kali Baru.

Asisten Manager Divisi Humas, Yohanes Daramonsidi, mengakui adanya penolakan dari sebagian pedagang. Menurutnya, pro dan kontra seperti ini wajar terjadi pada sebuah proses pembangunan yang akan dijalankan karena tiap-tiap pihak pasti memiliki pendapat yang berbeda.

"Tidak ada manipulasi data, kami bisa buktikan bahwa 65 persen pedagang eksisting telah setuju. Masalahnya sekarang, yang bilang itu manipulasi dan demo itu, pedagang eksisting atau bukan," kata Yohanes di Balaikota, Jakarta, Kamis (19/1/2012).

Ia menjelaskan bahwa pedagang eksisting yang berada di bawah naungan PD Pasar Jaya di Pasar Kali Baru tersebut ada 215 perdagang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 198 pedagang telah menyetujui adanya peremajaan pasar tersebut.

"Nah yang demo ini pedagang eksisting bukan? Demo yang lalu, pedagang binaan Pasar Jaya hanya dua orang. Yang saat ini hanya 11 orang. Jadi yang tidak setuju yang mana?" ujar Yohanes.

Dalam Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perpasaran disebutkan, jika 60 persen eksisting menyetujui, maka peremajaan bisa dilakukan. Kendati demikian, peremajaan pasar memang tidak hanya berpatokan dengan perda tersebut, tetapi juga harus melalui pendekatan kepada pedagang dengan sosialisasi.

"Yang menolak bukanlah pedagang eksisting, melainkan pedagang kaki lima yang ada di depan pasar dan bukan binaan kita (PD Pasar Jaya)," tuturnya.

Rencananya, pembangunan pasar tersebut akan segera dilakukan pada tahun ini dan ditargetkan rampung pada akhir tahun. Alokasi anggaran yang dikeluarkan untuk peremajaan pasar ini sekitar Rp 11 miliar.

Sebelumnya, puluhan pedagang dari Persatuan Pedagang Pasar Kali Baru berdemo di depan DPRD DKI Jakarta. Mereka menolak peremajaan Pasar Kali Baru karena dikhawatirkan akan menggusur lokasi dagang mereka yang sudah ditempati bertahun-tahun.