Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada yang Lempar Asam Sulfat Pekat?

Kompas.com - 01/04/2012, 22:14 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

KOMPAS.com- Demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak akhir pekan lalu di Jakarta menyisakan pertanyaan. Zat kimia apa yang membuat beberapa orang terluka di area sekitar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI?

Beberapa dugaan muncul setelah peristiwa ini berlalu. Sebagian menduga ada yang sengaja menyebarkan asam sulfat (Sulfuric acid) pekat (H2SO4). Hal ini terlihat dari ciri-ciri korban luka maupun sisa cairan yang mengering.

Penggunaan zat kimia ini dapat melukai siapa saja yang berada di area demonstrasi, baik aparat, peliput aksi tersebut, maupun demonstran.

"Zat asam itu mudah dikenali. Dari mereka yang luka, atau dari ciri cairan yang tersisa, saya yakin itu asam sulfat pekat. Zat ini sangat membahayakan jika disalahgunakan," kata Drs Sunardi MSi, Kepala Laboratorium Afiliasi, Departemen Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Minggu (1/4/2012), kepada Kompas.

Asam sulfat, katanya, sering dipakai untuk keperluan terbatas, misalnya penelitian ilmiah atau industri. Meski tidak bisa dipakai sembarangan, asam sulfat dijual bebas di pasaran.

"Semua orang dapat membeli di toko-toko kimia. Sementara jika disalahgunakan dapat menyebabkan luka bakar ditandai dengan kulit melepuh. Penanganan pada orang yang terkena seperti menangani orang yang menderita luka bakar," kata Sunardi.

Benarkah dugaan Sunardi ? Belum ada yang memastikan mengenai hal ini. Jika benar, siapakah yang sengaja menyebarkan di area demonstrasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com