Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Tak Tahu Perkembangan Penyidikan Internal TNI

Kompas.com - 17/04/2012, 13:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik kepolisian kini bekerja sama dengan Polisi Militer (POM) TNI dalam menelusuri dugaan keterlibatan oknum TNI dalam aksi kekerasan geng motor yang terjadi di Jakarta. Namun, polisi tidak tahu menahu sudah sejauh mana perkembangan penyidikan internal TNI.

"Saya nggak tahu persis apa yang dilakukan POM TNI AL dan POM TNI," ungkap Kabareskrim Polri, Komisaris Jenderal Sutarman, usai meresmikan pembukaan gerai pelayanan INAFIS Card di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2012).

Menurut Sutarman, unsur POM TNI dilibatkan mulai dari penyelidikan. "Sampai ditemukan fakta kalau orang sipil pasti akan kami tindak, tapi kalau TNI pasti kami serahkan ke POM TNI. TNI tunduk pada hukum militer," ucap Sutarman.

Untuk pemeriksaan selanjutnya, lanjut Sutarman, POM TNI yang akan memeriksa oknum TNI itu. Kepolisian, diakui Sutarman, tidak memiliki kewenangan tersebut.

"Pemeriksaannya kalau TNI bukan kami, harus dari TNI. Kami tidak punya kewenangan untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.

Harus POM karena TNI tunduk pada hukum militer. Kendati memiliki kewenangan sempit dalam menelusuri dugaan keterlibatan oknum TNI, Sutarman memastikan bahwa proses hukum tetap akan dilakukan.

"Siapa pun yang melakukan tentu ada hukum yang harus ditegakkan. Geng motor kalau sudah lakukan kejahatan, kami akan tegakkan hukum," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Serangkaian aksi geng motor itu bermula dari tewasnya Kelasi Arifin, staf khusus Panglima Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL, pada tanggal 31 Maret 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara.

Setelah itu aksi balas dendam dilakukan atas tewasnya Arifin pada tanggal 7 April 2012 di SPBU Shell Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara dan pada tanggal 8 April 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Satu orang tewas dalam peristiwa tersebut yakni Soleh.

Sepekan kemudian, aksi serupa kembali terjadi di delapan lokasi di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pada tanggal 13 April 2012. Sekitar 200 orang pria berbadan tegap yang mengendarai sepeda motor melakukan konvoi dan menyerang para pemuda mulai dari Tanjung Priok-Warakas-Salemba Raya-Pramuka. Satu orang tewas yakni Anggi Darmawan. Sudah ada belasan orang terluka akibat ulah brutal kelompok ini.

Polisi masih menelusuri para pelaku dari rangkaian peristiwa itu. Saksi mata di lokasi kejadian menuturkan bahwa para pelaku berambut cepak dan berbadan tegap. Intonasi suara saat membentak para korban juga sangat tegas. Dugaan ini diperkuat dengan rekaman kamera CCTV di Circle K SPBU Shell Sunter. Di sana, ada beberapa orang yang mukanya terlihat jelas. Mereka berambut cepak dan memakai kaos ketat warna biru tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com