Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukun Cabul, 20 Tahun Praktik Baru Ketahuan

Kompas.com - 06/07/2012, 23:11 WIB
Bima Setiyadi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Abu Umar (54), seorang dukun cabul yang berdalih menjadi tabib dalam pengobatan alternatif, sebelumnya adalah seorang pencari sarang walet. Bahkan, jauh sebelumnya hanyalah seorang pencari batok kelapa untuk dijadikan arang.

"Beliau buka praktik sejak 20 tahun lalu, tidak ada yang mencurigakan dari sikapnya sebab semenjak menjadi tabib, dirinya seperti tokoh agama," jelas Eko alias Antok (32), salah satu anaknya, saat dihubungi wartawan, Jumat (6/7/2012).

Ia mengatakan, semenjak bekerja menjadi pencari sarang walet, Abu Amar akhirnya membuka praktik pengobatan alternatif. Abu Amar adalah sosok yang keras dan kasar terhadap putranya, sedangkan putrinya jika salah dimarahi hanya dengan makian.

"Saat saya kecil, saya diperlakukan seperti binatang, sering dipukul, bahkan digantung di tiang jemuran. Namun, untuk anak perempuannya dimarahi, tetapi di dalam kamar," ujarnya.

Mengenai pasien Abu, Eko sempat mendengar bahwa ada salah satu pasiennya yang disetubuhi, tetapi kasus tersebut hilang begitu saja ketika Abu membayar dengan sejumlah uang dan mobil.

Kasus praktik cabulnya baru terbongkar ketika MT (20), anak Abu dari istri keduanya, membeberkan kebejatan Abu Amar kepada ibunya melalui surat. Dikatakan, dirinya sudah tidak tahan atas perlakuan sang ayah yang telah memerkosanya sejak ia masih di bangku SMP.

Dari pengakuan MT itulah, lanjutnya, terungkap korban-korban lainnya. Mulai dari anak kandungnya sendiri hingga anak dari istri yang lainnya, termasuk dua keponakan Abu Amar sendiri dijadikan budak seks.

"Saya sudah laporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya," tutup Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com