Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Besar POM Temukan Makanan Berformalin Di Pasar Benhil

Kompas.com - 26/07/2012, 17:31 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta kembali melakukan inspeksi dadakan ke sejumlah pasar untuk memeriksa makanan dan minuman yang diduga mengandung bahan berbahaya. Kali ini, giliran Pasar Bendungan Hilir yang disambangi.

Kepala Balai Besar POM DKI Jakarta, Sri Rahayu mengatakan, sidak semacam ini kerap dilakukan. Pihaknya mengambil sampel makanan dan minuman yang dijajakan oleh para penjual hidangan berbuka di sepanjang Pasar Bendungan Hilir.

"Jadi kami lakukan sampling apakah makanan dan minuman yang dijual ini mengandung bahan berbahaya atau tidak," kata Sri Rahayu saat dijumpai di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Ia mengungkapkan, sudah 30 sampel berupa kue basah, krupuk, mie, tahu, asinan dan minuman seperti es buah dan es doger diperiksa di mobil laboratorium keliling yang dibawa ke Pasar Bendungan Hilir.

"Targetnya memang ada sekitar 70 sampel yang akan kami ambil dan periksa. Pemeriksaan ini tidak lama. Hanya dalam 15 menit sudah dapat terdeteksi," ujar Sri. Ia menambahkan, ada empat parameter untuk memeriksa apakah makanan tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak.

Adapun parameter tersebut adalah makanan yang mengandung rhodamin B untuk warna merah, methanil untuk warna kuning, formalin agar makanan awet dan boraks. Dari sampel yang diambil tersebut, beberapa terbukti positif mengandung bahan berbahaya. Salah satunya adalah mie juhi yang biasa dipadukan dengan asinan ternyata mengandung bahan methanil yellow dan boraks.

Sementara itu krupuk merah pada asinan juga positif mengandung rhodamin B dan krupuk mie mengandung formalin. "Beberapa sudah ada yang positif. Kami akan berikan pembinaan pada pedagangnya dan mencari sumber untuk dilakukan audit penelusuran ke produsennya," ungkap Sri.

"Jadi pedagang ini harus tahu bahan yang digunakan tersebut berbahaya dan dapat merusak kesehatan masyarakat. Jika terpaksa kami akan sita makanannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com