Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jakarta, Harga Daging Sapi dan Ayam Tetap Tinggi

Kompas.com - 09/08/2012, 11:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Jakarta diperkirakan akan merangkak naik hingga menjelang Lebaran. Untuk itulah dibutuhkan kepastian pasokan komoditas agar kenaikan harga bisa dikendalikan. Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta dan sekitarnya, Rabu (8/8), harga daging sapi dan daging ayam tetap tinggi.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima meminta pemerintah agar mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam perdagangan kebutuhan bahan pokok. Langkah ini diperlukan supaya kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, terutama menjelang Lebaran, tidak bergerak liar tanpa kendali sehingga tak terjangkau oleh rakyat.

”Kalau memang harga masih relatif dalam batas kewajaran dan dinikmati peternak, itu no problem,” kata Aria Bima saat bersama rombongan Komisi VI DPR mengunjungi Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/8/2012).

Aria menuturkan, permainan kartel biasanya dapat ditengarai dari kenaikan harga yang terjadi secara tiba-tiba dengan memanfaatkan momentum Lebaran saat kebutuhan meningkat. Pedagang kartel pun memanfaatkan dengan menjadikan tingginya kebutuhan sebagai alasan naiknya harga. ”Saya kira peran Menteri Perdagangan di tingkat pusat sampai dengan dinas terkait di setiap daerah perlu mengawasi permainan monopoli atau kartel dalam kebutuhan bahan pokok ini,” kata Aria.

Eceran

Harga eceran daging sapi di sejumlah pasar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara dalam sepekan ini mencapai Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per kilogram (kg). Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan pada pertengahan bulan puasa tahun lalu yang hanya berkisar Rp 75.000 per kg.

Jaka, pedagang daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, mengungkapkan, tingginya harga daging sapi saat ini disebabkan harga dari agen sudah tinggi. Padahal, katanya, kalau harganya terlampau tinggi juga menyebabkan pelanggan enggan membeli.

”Kalau harga daging terus merangkak naik, penjualan pun bisa menjadi lesu,” ucap Jaka.

Menurut Memet (48), pedagang daging sapi di Pasar Rawabadak, Jakarta Utara, harga daging sapi saat ini memang masih tinggi. Namun, masih cukup diuntungkan dengan pasokan sapi yang lancar ke pedagang sehingga harganya tak terus naik.

”Sekarang saya bisa mendapatkan pasokan sampai enam ekor sehari. Padahal pada awal puasa kemarin hanya empat atau lima ekor,” katanya.

Selama pasokan daging sapi lancar, kata Memet, harga daging sapi dapat dikendalikan. Paling tidak harganya tak melambung terlampau tinggi pada tiga hari menjelang Lebaran.

”Kalau pasokan daging sapi lancar, paling mendekati Lebaran itu harganya berkisar Rp 90.000 per kg. Kalau tidak, itu harganya bisa sampai Rp 100.000 lebih per kilogramnya,” tutur Memet.

Menurut dia, kenaikan harga daging menjelang Lebaran itu tak hanya disebabkan tingginya harga daging sapi dari pemasok. Namun, itu juga disebabkan adanya kenaikan upah bagi penyembelih dan pemotong ternak selama menjelang Lebaran.

”Misalnya upah penyembelih itu biasanya Rp 70.000. Mendekati Lebaran, upahnya bisa jadi Rp 150.000 per ekor. Itu hitung- hitung untuk tunjangan hari rayanya,” kata Memet.

Sementara itu harga ayam ras per ekor di sejumlah pasar di Jakarta dalam sepekan ini merangkak naik Rp 200 per kg. Dimulai dari Rp 22.000 untuk ayam ukuran kecil, Rp 32.000 untuk ukuran sedang, dan Rp 40.000 untuk ayam berukuran besar.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com