Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Le, Emak Kerazia Satpol PP, Mau Dibawa ke Jawa..."

Kompas.com - 10/08/2012, 11:48 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi sebagian orang, Ramadhan memang bulan penuh keberkahan. Tak ayal banyak sekali rumah gerobak, gelandangan, dan pengemis dadakan yang memanfaatkan momentum tersebut.

Pagi itu Rumina (52) mencoba peruntungannya dengan berharap ada sembako yang akan diberikan kepadanya jika ia duduk di pinggiran jalan atau datang ke kantor-kantor besar untuk meminta-minta. Sayangnya, hari itu dirinya kurang beruntung. Senin (6/8/2012) pagi itu Satpol PP datang dan menciduk semua penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang berada di sekitar Tanjung Barat.

Bersama beberapa gelandangan lainnya, Satpol PP dan Dinas Sosial DKI membawa Rumina ke Panti Sosial Cengkareng. Panti tersebut merupakan panti penampungan sementara yang dialokasikan Dinsos untuk orang-orang yang terjaring razia PMKS.

Di sana, Rumina melakukan pendataan penduduk karena tak memiliki KTP serta direhabilitasi. Tiga hari di Panti Sosial, Dinsos memperlakuan Rumina dengan baik. Dia mendapat makanan cukup hingga masih bisa menjalankan ibadah puasa. Dinas Sosial DKI Jakarta memiliki program memulangkan PMKS ke daerah asal meliputi daerah sekitar Jawa Barat dan Jawa tengah.

Kamis (9/8/2012) pagi, Dinsos DKI Jakarta memulangkan 183 jiwa yang terjaring PMKS. Sebanyak 97 orang dikembalikan ke Jawa Tengah dan 86 orang ke Jawa Barat untuk berkumpul kembali dengan sanak saudara di kampung halaman.

Pada saat seremonial pelepasan, Rumani terlihat gusar memandang sekeliling ruang seremonial di Panti Sosial Kedoya. Tiba-tiba Rumani datang menghampiri Kompas.com untuk meminjam telepon genggam. Ia gusar karena belum menghubungi keluarganya. Saat itu Rumani menghubungi anaknya yang tak ia sebutkan namanya secara jelas. Ia meminta keluarganya untuk tidak mencarinya karena sedang berada di Panti Sosial Kedoya dan akan diberangkatkan ke Jawa Tengah.

"Le, Emak kemarin kerazia Satpol PP, sekarang mau dibawa ke Jawa. Nanti sampe Jawa, Emak balik lagi kemari. Sekarang Emak bilang ke petugasnya kalau Emak orang Jawa, biar bisa keluar dari panti. Nanti sampe Jateng, Emak langsung balik lagi ke Jakarta. Jangan nyariin ya, entar pada repot," kata Rumani kepada anaknya melalui telepon genggam di Kedoya, Jakarta, Kamis (9/8/2012) pagi.

Setelah mengakhiri percakapan dengan anaknya, Rumina bercerita kepada Kompas.com alasan dirinya mengaku berasal dari Jawa Tengah, "Kemarin waktu didata, saya mah ngakunya dari Jawa Tengah saja, padahal saya asli sini (Jakarta). Soalnya kata teman-teman saya, kalau ngaku Jakarta enggak akan dipulangin," katanya.

Rumina mengaku sehari-hari menjadi kuli cuci dan setrika di daerah sekitar rumahnya, Kalideres. Ia meminta-minta karena memanfaatkan momentum bulan Ramadhan. Di bulan ini, banyak sekali warga yang memberikan sembako kepada gelandangan. Rumina mengatakan sangat menyesal meminta-minta di jalan. Ia tidak mau melakukan hal yang sama lagi karena banyak mengkhawatirkan orang lain. Terlebih ia memiliki ibu yang sedang mengalami stroke berat.

"Untung kemarin saya bawa uang Rp 50.000 dan nanti dapat amplop dari Dinas Sosial untuk ongkos pulang. Jadi saya bisa balik lagi kemari," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com