Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Buru "Senjata" di Pasar Gembrong

Kompas.com - 22/08/2012, 17:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua hari setelah Idul Fitri 1 Syawal 1433 Hijriah, Pasar Gembrong, penyedia berbagai jenis mainan grosir atau eceran, diserbu anak -anak. Jenis mainan yang diburu pun beragam, mulai dari mobil remote control hingga robot-robotan.

Namun, ada satu yang jadi favorit, yaitu senjata mainan. Salah seorang pedagang senjata mainan, Wanto Hasandi (25), mengungkapkan, setelah Lebaran, omzet penjualannya meningkat tajam hingga 100 persen dibanding hari biasa.

Kondisi demikian memang menjadi kebiasaan setiap tahunnya. Dengan barang-barang berasal dari China, ia menawarkan harga yang bervariasi. "Kisaran harganya Rp 150.000 hingga Rp 250.000. Ya biasa setelah Lebaran, anak-anak kan pada dapat THR, kita sediakan beberapa jenis," ujarnya saat ditemui Kompas.com di lapak dagangnya, Rabu (22/8/2012) siang.

Hal senada juga diungkapkan pedagang senjata mainan lainnya, Rodika (50). Bahkan, ia rela berhenti sejenak dari aktivitas kerjanya sebagai pegawai perusahaan percetakan hanya untuk meraup untung dari penjualan senjata tersebut. Pasalnya, ia telah mengetahui sebelumnya bahwa penjualan mainan anak meningkat signifikan pada waktu setelah Lebaran.

"Kalau kita mah pedagang musiman. Sehari-hari kerjanya di percetakan di Cempaka Putih. Untungnya satu hari bisa Rp 1 juta, tapi masih kotor sih," ujarnya.

Keselamatan anak jadi prioritas

Meski menjual senjata mainan kepada anak-anak, para pedagang mainan sadar akan bahaya yang ditimbulkan. Terlebih, jika senjata mainan tersebut dilengkapi dengan peluru mainan. Untuk itu, para pedagang juga kerap memberitahukan cara kerja mainan itu. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan kesalahan yang bisa menyebabkan keselamatan sang anak terancam.

"Kalau dia enggak sama orangtuanya ya enggak dikasih. Kalaupun sama orangtuanya, juga kita kasih tahu orangtuanya, kalau senjata ini bisa tanpa peluru, jadi aman," lanjut Rodika.

Jackie (43), warga Rawamangun, Jakarta Timur, mengatakan bahwa sebagai orangtua, ia tetap mengutamakan keselamatan putranya. Ia sendiri tak masalah jika sang anak meminta senjata mainan. Yang penting, ia mengetahui cara kerja senjata tersebut dan dilengkapi peralatan pengaman.

"Yang penting ada peralatan pelindung, yang kacamata putih itu. Dari kita juga mengawasi. Kalau ada yang mengawasi enggak masalahlah," ujarnya saat mendampingi putranya, Rafael (4), membeli sebuah senjata mainan.

Berbeda dengan Jackie, orangtua lain bernama Lendi (40) mengaku dengan tegas melarang anaknya untuk membeli senjata mainan. Ia mengungkapkan, perilaku anak yang aktif bisa membuat celaka sang anak itu sendiri. Oleh sebab itu, ia lebih selektif dalam memilih mainan untuk sang buah hati.

"Memang enggak saya kasih, anaknya mau. Mangkanya saya lebih milih beli mainan lain, bola-bola dan lainnya daripada pistol," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com