Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Jakarta-Perth, Anak OCD Jadi Rebutan Orang Tua

Kompas.com - 05/10/2012, 19:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suara Yeane (37), bergetar saat menyebutkan nama anak keduanya, Luke Xavier Keet (9). Sesekali, ia menyeka matanya menahan air mata jatuh ke kedua pipinya. Perempuan berambut panjang ini ketika itu sedang menuturkan hilangnya Luke dari pelukannya untuk yang kedua kali pada tanggal 7 September lalu.

Yeane pun mengadu ke Subdirektorat Resmob Polda Metro Jaya untuk mencari jejak anaknya. Pada Kamis (4/10/2012) lalu, Luke akhirnya ditemukan berada di rumah sewaan bersama dengan ayahnya, Denis Anthony Michael Keet (37), seorang pria berkewarganegaraan Australia.

Yeane menceritakan bahwa hilangnya Luke dilatarbelakangi prahara rumah tangganya. Sejak menikah pada Mei 2003 lalu, Yeane kerap mendapatkan kekerasan fisik dari suaminya yang hanya bekerja jual beli secara online itu. Surat cerai sudah dilayangkan Yeane ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Family Court Australia at Sydney.

Proses di pengadilan hingga kini masih berlangsung dan masuk ke tahap mediasi. Sementara, pengadilan Sydney menetapkan hak asuh Luke ada di tangan Yeane. Namun, pada tanggal 20 Mei 2012 lalu, Luke tiba-tiba diambil oleh suaminya. Luke dibawa kabur ke kota kelahiran Denis di Perth,. Australia, tanpa sepersetujuan dari sang ibunda. Pada tanggal 30 Juni, Luke akhirnya ditemukan di rumah Denis.

"Anak saya diinapkan di garasi selama dua bulan dan tidak bersekolah. Padahal, dia itu stres, dia menderita obsesive compulsive disorder (OCD)," kata wanita yang bekerja sebagai direktur marketing di sebuah perusahaan elektronik itu. Setelah ditemukan, Luke kembali ke rumah Yeane.

Tetapi, pada tanggal 7 September lalu, Luke kembali direbut paksa sang suami bersama sekelompok pria yang ditengarai sebagai bodyguard sewaannya. "Saya sama sekali tidak bisa bertemu anak saya sendiri. Suami saya tidak mengizinkannya. Sebagai ibu, saya merasa sakit hati tidak bisa memegang anak saya," ujar Yeane.

Dengan bantuan polisi, akhirnya Luke kembali ditemukan di sebuah rumah sewaan yang dikontrakkan oleh seorang wanita setengah baya dan ditempati oleh Denis beserta Luke. Menurut Yeane, wanita itu mencuci otak sang anak untuk membenci Yeane.

"Saat saya ketemu di Resmob Polda, saya bahagia sekali ketemu anak saya. Saya peluk dia, saya bilang 'I miss you'. Saya menangis dan menyampaikan saya hanya bisa mencintai dia, dan semoga dia bisa kembali ke saya," kata Yeane dengan nada bergetar.

Ketika itu, lanjutnya, Luke hanya bisa merangkul sang bunda. "I'm so stressed," ujar Yeane menirukan ucapan sang anak.

Tangis Yeane pun pecah saat itu juga lantaran tak tahan mendengar penderitaan sang anak. Yeane mengakui anak menjadi korban dalam perebutan hak asuhnya dengan sang suami. Akan tetapi, kerinduan Yeane dengan sang anak terpaksa terganggu dengan teriakan seorang perempuan yang disebutnya telah mencuci otak Luke.

Luke langsung beralih ke perempuan tua itu dan langsung memalingkan muka dari Yeane. "Beda sekali sikapnya setelah itu. Saya tidak tahu anak saya diapakan," kata Yeane.

Tidak Ada Unsur Penculikan

Sementara itu, Kepala Unit I Resmob Polda Metro Jaya Komisaris Amran Tanjung menjelaskan, perkara utama kasus ini adalah perbuatan tidak menyenangkan yang diatur dalam pasal 335 KUHP. Menurut Amran, kasus ini bukanlah kasus penculikan.

"Kami fokus meneliti kasus perbuatan tidak menyenangkan karena unsur penculikan tidak terpenuhi. Tidak ada orang tua sah yang membawa anaknya disebut menculik, karena mereka belum resmi bercerai," kata Amran.

Melihat tarik menarik di antara kedua orang tua itu, polisi pun akhirnya memanggil Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk melindungi hak-haknya.

"Kami sudah panggil KPAI untuk mendampingi sang anak. Anaknya juga sudah kami kembalikan ke ayahnya, tapi atas sepengetahuan dan pengawasan KPAI," ujar Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com