Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Drainase dan Pengerukan Kali Berujung Hanyutnya Bocah

Kompas.com - 15/12/2012, 04:32 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di sekitar Pasar Pejagalan, Mampang, Jakarta Selatan, sudah terbiasa dengan lingkungan yang digenangi air. Banjir sejam sudah cukup membuat rumah-rumah kawasan pemukiman padat itu tergenang.

Kari (62), warga RT 11 RW 04 Duren Tiga, menjelaskan titik persoalan terletak pada tidak memadainya sistem drainase untuk melindungi pemukiman mereka yang berada di dataran rendah. "Air dari jalanan dan sekitar pasar yang lebih tinggi mengalir ke mari dan memenuhi rumah-rumah di sini. Kami tinggal tunggu kapan surutnya karena nggak ada jalan keluar," kata Kari saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/12/2012).

Lokasi dataran rendah di samping pasar itu memang tanpa saluran air. Deretan rumah semi permanen hingga gubuk-gubuk pemulung di lokasi tersebut menjadi pembatas antara kali dan pasar. Saluran air yang kurang terawat di dekat pasar menghadirkan masalah tambahan lantaran kerap melimpahkan air tambahan ke pemukiman tersebut. Tapi, situasi yang lebih rumit justru terjadi di Jalan Mampang XVI yang berada di gang sebelah Pasar Pejagalan. Air dari selokan di samping pasar akan meluap ke arah pemukiman di RT 13/RW 05 Duren Tiga kalau terjadi hujan. Bukan sekadar menggenangi, luberan air mengalir deras laksana riam di antara rumah-rumah penduduk.

Situasi tersebut tidak hanya berbahaya bagi anak kecil tetapi juga orang dewasa. Keadaan diperparah karena aliran Kali Mampang yang telah mengalami pendangkalan kerap meluap. Air yang mengalir deras melintasi pemukiman warga seringkali melampaui ketinggian jembatan. "Saya sudah di sini sejak tahun 80-an. Tak pernah sekali pun kali ini dikeruk pemerintah. Lihat sendirilah, sekarang sudah cetek banget," kata Arifin, warga setempat.

Derasnya air yang melintas di atas jembatan di Jalan Mampang XVI akhirnya memakan korban. Suci (7), siswa Kelas 1 SDN 10 Petang Pela Mampang hanyut terseret banjir saat melintasi jembatan tersebut. Saat itu, ia bersama temannya Ita dalam perjalanan pulang dari sekolah ke rumahnya di Jalan Kemang Utara 11 Ujung RT 11 RW 04, Bangka, Mampang.

Terbiasa melintasi air yang menggenangi jembatan membuat kedua bocah itu tidak memperhitungkan derasnya air sore kemarin. Alhasil keduanya langsung terbawa arus air. Pertolongan yang diberikan warga hanya bisa menyelamatkan Ita. Sementara Suci hanya jilbabnya yang dapat disambar warga yang menolong. Tubuhnya lepas dan lenyap terbawa aliran air berwarna coklat.

"Entah kapan pemerintah akan melakukan pengerukan kali ini. Jika terus dibiarkan, warga yang melintas, apalagi anak-anak kecil bisa saja terseret lagi," kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com