Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Basuki dan Sepak Bola

Kompas.com - 29/12/2012, 08:30 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak orang terpikat dengan olahraga paling populer di dunia, yakni sepak bola. Tak heran sejumlah figur lokal atau mancanegara memiliki hobi bermain bola. Salah satunya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sebagai seorang birokrat, tentu tak banyak waktu yang dimiliki Basuki saat ini untuk bermain bola. Usia juga tak semuda dahulu, mau tidak mau harus "menjauh" dari sepak bola.

"Ah, sekarang sudah lupa saya, itu dulu. Saya suka tim Belanda, Argentina bolehlah," kata Basuki, saat ditanya tentang tim sepak bola idolanya di Balaikota Jakarta, Jumat (28/12/2012) malam.

Saat masih tinggal di kampung halamannya, di Belitung, Basuki menumpahkan "cintanya" pada sepak bola dengan bermain bola bersama teman-temannya. Tak jarang, ia meluangkan waktu untuk menyaksikan kompetisi sepak bola di sekitar tempat tinggalnya. Saat itu, pengidola Ruud Gullit dan Diego Maradona ini masih seusia anak-anak sehingga memilih menyaksikan pertandingan dari belakang gawang.

Pada zamannya, gawang belum menggunakan jaring, tetapi masih ditutupi oleh beberapa lembar papan. Dari celah-celah papan itulah, pria yang akrab disapa Ahok itu mengintip jalannya laga meski sering tersentak saat ada bola yang masuk ke gawang.

Di usia remaja, tepatnya saat duduk sebagai siswa di SMA 3 PSKD Jakarta Pusat, Basuki makin lihai mengolah si kulit bundar. Banyak waktu yang ia habiskan untuk bermain bola di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sampai pada suatu hari, ia mengalami cedera cukup serius. Saat itu, kakinya berbenturan hebat dengan penjaga gawang dari tim lawan.

"Padahal, saya sudah berhadap-hadapan dengan kiper, harusnya gol, eh malah beradu kaki. Waktu itu telat diurut, akhirnya kaki saya sampai sekarang agak kecil sebelah," ujarnya.

Dalam pertemuan bersama perwakilan komunitas pencinta Persija, Rabu (26/12/2012) lalu, Basuki mengungkapkan bahwa pendukung sebuah tim sepak bola harus bisa bermain bola. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada perilaku suporter saat mendukung tim kesayangannya berlaga, merasakan atmosfer, dan tak berbelok pada tindakan yang tak sportif serta anarkis.

Namun demikian, Basuki memahami kesulitan warga Jakarta dalam menemukan lapangan sepak bola yang bisa digunakan secara gratis. Untuk itu, di era pemimpin Jakarta Baru, Basuki bertekad membangun ruang-ruang publik untuk menampung kreativitas warga, termasuk olahraga.

"Bagaimana mau main bola kalau lapangannya enggak ada? Harusnya kan bisa main bola semua supaya Jakarta punya penerus Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan," kata Basuki.

Berita terkait, baca :

100 HARI JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com