Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PU Akui Tanggul Kanal Barat Belum Aman

Kompas.com - 07/02/2013, 09:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggul Kanal Barat yang ada di Jalan Latuharhary belum aman. Saat hujan lebat mengguyur Jakarta, Rabu (6/2/2013) sore, air merembes dari tanggul itu ke arah kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Bastari mengakui, kondisi tanggul belum sempurna. Perbaikan permanen baru akan dilakukan pada musim kemarau.

Walau merembes, Bastari menampik jika kebocoran air Kanal Barat sebagai pemicu banjir di Jakarta, kemarin. Rembesan air, katanya, sangat sedikit sebab permukaan air di Kanal Barat masih di bawah sheetpile (pagar beton di talut tanggul).

”Rembesan itu bukan karena air yang melimpas dari tanggul, jadi volumenya sangat sedikit,” kata Bastari.

Di lapangan, bekas dinding kanal yang jebol, pada 17 Januari silam, ditutup dengan tumpukan batu yang diikat dengan kawat. Batu disusun berjenjang seperti tangga. Pekerjaan ini dilakukan bersama-sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, TNI, PT KAI, dan pemerintah pusat. Adapun pengelolaan Kanal Barat merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PU.

Sementara itu jalan protokol yang tergenang air setinggi 10-60 sentimeter (cm), kemarin, antara lain adalah Jalan MH Thamrin, Medan Merdeka Timur, MT Haryono, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan pun tidak terelakkan akibat hal tersebut.

Sejumlah karyawan yang baru keluar dari kantor tampak harus menerjang banjir dengan berjalan kaki untuk menjangkau halte bus transjakarta terdekat. Tampak di antara mereka harus berjalan hati-hati untuk menghindar dari lubang dan selokan akibat genangan cukup luas.

Selain itu, genangan juga terjadi di rel antara Stasiun Palmerah-Tanah Abang. Akibatnya, jalur itu ditutup sekitar 75 menit. Genangan di rel juga terjadi di kawasan Tebet. Loket Stasiun Palmerah tergenang air setinggi 15 cm.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengecek sekitar Bundaran Hotel Indonesia yang juga tergenang. ”Saya mau keliling Bundaran HI saja. Mau mengecek karena hujannya seperti ini. Jangan sampai diam saja di dalam,” katanya.

Jokowi mengatakan, pada Selasa pagi, dia sudah memberikan pengarahan kepada para pemimpin satuan kerja perangkat daerah sehingga mereka seharusnya tahu tugas masing-masing.

Membangun beronjong

Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi kembali membangun beronjong di Blok C Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (6/2). Pembangunan tanggul darurat itu kembali dipilih biarpun konstruksi tersebut terbukti jebol pada Selasa (5/2) ketika debit air Sungai Bekasi mencapai 650 meter kubik per detik (normal 250-300 meter kubik per detik).

Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Bekasi Momon Sulaeman mengatakan, beronjong adalah konstruksi yang terbaik sebagai tanggul darurat. Biarpun pada Selasa terbukti jebol, beronjong bisa kembali dibangun, tetapi harus diperkuat sampai digantikan oleh tanggul permanen dari turap tiang beton.

”Beronjong dibangun lebih lebar, lebih tinggi, dan tumpukan batu dalam kawat itu lebih padat,” katanya.

Momon mengatakan, pemerintah pusat telah setuju untuk bertanggung jawab dalam pembangunan tanggul permanen dari turap tiang beton. Pemeliharaan dan pencegahan banjir dari Sungai Bekasi memang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karena aliran melintasi Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com