Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Sopir Transjakarta Rp 7,7 Juta, Ini Kata Sopir Metromini...

Kompas.com - 22/03/2013, 17:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kenaikan gaji sopir transjakarta di beberapa koridor DKI ditanggapi beragam oleh masyarakat. Salah satu komentar menarik terlontar dari "saudara tak senasib" mereka, yakni para sopir metromini.

Hobbi Hutagaol (40 tahun), salah satu sopir metromini 46 jurusan Kampung Melayu-Pulogadung, mengaku terkejut atas rencana kenaikan gaji itu. Pria beristri satu dengan tiga anak tersebut pun mempertanyakan efisiensi atas besaran gaji itu.

"Saya sempat lihat di televisi. Tapi, masa sampai Rp 7,7 juta sih? Alasannya apa ya? Apakah itu gaji bersih atau termasuk uang makan dan lain-lain ?" ujar Hobbi saat ditemui Kompas.com di sela-sela kerjanya, Jumat (22/3/2013) siang. Meski mengatakan tidak merasa iri atas kondisi tersebut, pria asal Medan, Sumatera Utara, yang sehari-hari tinggal di Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu mengakui ada perbedaan nasib antara sopir seperti dirinya dengan sopir transjakarta.

Satu hari, lanjut Hobbi, ia hanya mendapatkan kesempatan menarik sewa sebanyak enam putaran. Dari enam putaran tersebut, paling banyak Hobbi mendapatkan uang sewa sekitar Rp 400 ribu hingga Rp 500.000, tergantung penumpang.

Setelah dipotong biaya lain, Hobbi pun mengaku hanya mengantongi tak sampai seperempatnya. "Ya jelas beda dong sama sopir transjakarta. Kami solar Rp 130.000, setoran Rp 200.000. Belum minum, makan, ngopi, bisa Rp 50.000. Paling bawa pulang Rp 100.000. Kalau mereka kan aman itu dibayar per bulannya," ujarnya.

Hanya bisa pasrah

Hal senada juga diungkapkan Francis Hutasoit (38), salah seorang sopir metromini 53 jurusan Kampung Melayu-Kampung Rambutan. Francis mengaku heran atas pertimbangan apa para sopir transjakarta itu mengalami kenaikan gaji.

Meski demikian, pria lulusan STM di Sumatera Utara itu mengaku tahu diri atas kebijakan itu. Pasalnya, bus metromini yang digunakannya bekerja sehari-hari bukan milik Pemprov DKI Jakarta, melainkan milik perseorangan. Oleh sebab itu, yang menggaji pun pemilik, bukan pemerintah. "Makanya, sebenarnya kami sih maunya diambil pemerintah, tapi syaratnya jangan ambil sopir baru. Kami juga bisa tertib, kan masalahnya cuma di sistem setoran saja," ujarnya.

Francis mengaku hanya bisa pasrah atas kondisi sopir metromini yang kian terimpit oleh moda transportasi dengan pelayanan lebih baik seperti transjakarta. Dia hanya bisa berharap pemerintah juga meningkatkan kesejahteraan sopir metromini seperti dirinya. "Jangan mereka (sopir transjakarta) semakin ditinggikan, sopir kayak kami gini nggak dilirik. Kami juga mau kan seperti mereka," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua operator bus transjakarta berencana menaikkan gaji para pengemudinya menjadi 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP). Nilainya mencapai Rp 7,7 juta. Adapun dua operator itu mengoperasikan transjakarta di Koridor I, IX, XI, dan XII.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com