Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polwan Bisa Menjadi Curhatan Korban Pornografi...

Kompas.com - 21/04/2013, 06:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tugas polisi wanita (polwan) pada institusi kepolisian di republik ini terus berkembang mencakup berbagai sendi. Penanganan kasus kejahatan terhadap wanita di dunia maya seperti kasus penyebaran konten pornografi, menjadikan peran seorang polwan sebagai tempat "curhat" yang nyaman manakala korban atau pelapornya adalah seorang wanita.

Briptu Made Ria Darmayanti (26), penyidik polwan yang kini bertugas di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya bercerita salah satu pengalamannya dalam karier di institusi kepolisian menangani kasus kejahatan terhadap wanita.

"Jadi di Cyber Crime, kasus pornografi, video, foto, yang disebar melalui media internet, kalau pelapor atau korbannya perempuan lebih terbuka bercerita dengan seorang polwan," kata Briptu Made, dalam wawancara dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Kejahatan terhadap wanita melalui media-media elektronik diantaranya bermodus chatting biro jodoh sampai melalui jejaring sosial. Ia mengatakan korbannya mulai dari pelajar sampai dengan perempuan dewasa.

Sebagai penyidik wanita, beberapa korban yang ditanganinya bisa merasa leluasa untuk terbuka berbicara dengannya. Briptu Made mengatakan sudah beberapa kali menangani kasus seperti itu. Komunikasinya dengan korban bisa berjalan lancar karena perasaan sesama wanita yang saling mengerti.

"Karena kalau laki-laki, (korban) agak malu-malu. Kalau ada pelapor korbannya perempuan, kasus pornografi lebih dikhususkan polwan," ujar Briptu Made.

Sebelum menjadi penyidik, ia juga pernah ditempatkan pada bagian patroli dan juga pada divisi Tahanan dan Barang Bukti (Tahti). Tidak hanya bertugas di dalam kantor, tugas di lapangan menangkap pelaku kejahatan juga pernah dirasakannya.

"Sudah ke mana-mana, ke lapangan itu waktu nangkep di Solo, ke Semarang pernah. Pernah ikut penangkapan di Medan kasus penipuan," ujar wanita yang kini telah berkeluarga itu.

Saat mengikuti penangkapan di Medan, hanya ia sendiri yang merupakan seorang wanita. Karena berhasil dalam penangkapan bersama tim, ia kemudian mendapatkan piagam penghargaan dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut Eko Bayuseno.

"Jadi teman-teman yang lain laki-laki semua. Waktu itu kita menangkap tersangkanya ada 8," ujar lulusan Pendidikan Pembentukan Bintara, Sepolwan Ciputat, tahun 2006 itu.

Polwan dalam tugas intel

Iptu Dian Puspito Sari (29), penyidik polwan yang saat ini juga bertugas di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, mengawali dinas di jajaran Polda Bali. Salah satu jabatan yang pernah diembannya adalah bertugas di Polres Badung sebagai Kepala Unit Intel.

"Waktu dulu di Bali saya di fungsi intel. Jadi kita mencari orang asing yang tidak melapor. Karena di Bali itu banyak (orang asing)," kata Iptu Dian.

Menurutnya, fungsi polwan dalam intel lebih mudah saat melakukan tugas penyamaran. Selama bertugas sebagai intel di Bali dilakoninya dengan membaur bersama masyarakat umum.

Tidak ada perbedaan dalam pelatihan khusus seorang anggota polisi. Ia mengatakan semua pelatihan yang diterima bentuknya sama. Di Polda Metro Jaya sendiri Iptu Dian kini bertugas menangangi kasus-kasus kejahatan perbankan. Sebelumnya, ia pernah juga bertugas di divisi Propam Polda Metro Jaya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com