Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moda Transportasi Baru BRT Akan Lewati Jalan Tol

Kompas.com - 29/05/2013, 10:33 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Macetnya jalan di Ibu Kota dan kurangnya rasio jalan, semakin sulit untuk membangun transportasi umum baru yang melintas di jalan-jalan di Jakarta. Untuk itu, moda transportasi baru yang akan dibuat Bus Rapid Transit (BRT) bakal melewati jalan tol.

"Keseimbangan antara kendaraan dengan kapasitas jalan saat ini sudah sangat kurang. Makanya tidak mungkin dibangun melewati jalan-jalan biasa," ujar Direktur PT JTD, Frans Sunito, di Taman Ismail Marzuki, Selasa (28/5/2013) kemarin.

Total, 70 kilometer jalan tol akan dilalui oleh BRT yang dibagi menjadi tiga lajur. Untuk jalur pertama akan menghubungkan Jakarta Barat dan Jakarta Timur, dari Semanan sampai Pulo Gadung.

Lalu ada circle line, yang akan berjalan dari Duri melewati Tanah Abang, Kampung Melayu, Kemayoran, Sawah Besar, dan kembali ke Duri.

Lalu yang terakhir lajur Selatan, mulai dari Ulujami, Tanah Abang, lalu memutar ke timur melalui Dukuh Atas, Kampung Melayu dan kembali ke Ulujami.

"Perlintasan BRT akan dirancang di atas jalan-jalan arteri. Karena sudah tidak bisa diperlebar lagi jalannya. Selain itu untuk menghindari perempatan sebidang," terang Frans.

Frans mengaku sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk menempati BRT di atas jalan tol. Asalkan adanya jalur-jalur khusus, seperti busway.

Selain itu untuk haltenya, harus dilakukan pelebaran jalan, agar tidak mengganggu pengendara lainnya. Pembangunan BRT ini tidak menggunakan dana dari APBN atau APBD. Karena proyek ini akan dikerjakan oleh swasta.

"Kalau awal tahun depan sudah dikerjakan, tahun 2020 akan selesai pengerjaannya. Bus ini akan dirancang untuk perjalanan relatif jauh, tidak seperti bus biasa. Haltenya ada setiap lima kilometer," jelas Frans.

Nantinya di setiap halte akan terhubung dengan moda transportasi lainnya, seperti jalur busway, MRT atau monorel. Jadi penumpang bisa melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki menuju transportasi lainnya.

"Memang kami sangat butuh berkoordinasi degan transportasi yang lain. Karena titik-titik halte yang ada akan berhubungan dengan transportasi lainnya. Jadi langsung ketemu dengan Transjakarta, MRT, dan lainnya," tutup Frans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com