Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Buruh: Kalau "Gentle", Jokowi Datang

Kompas.com - 20/06/2013, 14:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta ditantang untuk menghadiri sidang gugatan terkait keputusannya menyetujui penangguhan upah minimum kepada 7 perusahaan sektor garmen asal Korea Selatan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Jakarta Timur.

"Kalau gentle Gubernur bisa hadir (sidang berikutnya), kalau dibilang dia (Jokowi) merakyat, seharusnya dateng dong," kata Ketua DPD SPN DKI Jakarta Ramidi usai sidang perdana dengan agenda gugatan dan jawaban di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Cakung, Jakarta Timur, Kamis (20/6/2013).

Mantan Walikota Surakarta itu diharapkan hadir pada sidang lanjutan di Pengadilan Tata Usaha Negara, yang rencananya berlangsung pada Rabu (26/6/2013) pekan depan. 

Seharusnya, Gubernur DKI Jakarta hadir di sidang perdana pada Kamis ini. Namun, Pemprov DKI hanya mengirim Rudi dari bagian biro hukum Pemprov DKI Jakarta yang tidak memiliki surat kuasa selaku kuasa hukum.

Tanpa surat kuasa, pihak penggugat melalui kuasa hukumnya dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta merasa keberatan. Majelis hakim pun memutuskan sidang untuk ditunda dan dilanjutkan pekan depan.

Ramidi mengaku kecewa dengan adanya penundaan sidang kali ini. "Jujur kami sangat kecewa karena keseriusan Pemprov DKI Jakarta. Ini sudah jauh-jauh hari kita layangkan tetapi Pemprov tidak serius," ujarnya.

Sampai saat ini, katanya, buruh hanya memperoleh penghasilan UMP Rp 1.978.787 dari perusahaan. Padahal, upah yang seharusnya diberikan Rp 2,2 juta seusai dengan SK Gubernur tentang UMP yang dikeluarkan tahun ini.

"Ini tujuh perusahaan yang dikabulkan bukan perusahaan kecil tapi perusahaan besar," ujarnya.

Dengan dikeluarkannya persetujuan melalui SK penangguhan UMP oleh Gubernur DKI Jakarta menimbulkan kerugian bagi pekerja buruh. Dalam proses pembuatan SK itu juga buruh merasa tidak dilibatkan. Ramidi mengatakan dari 7 perusahaan, mayoritas buruh tidak menyetujui penangguhan UMP tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Megapolitan
    Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Megapolitan
    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Megapolitan
     Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Megapolitan
    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

    Megapolitan
    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Megapolitan
    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Megapolitan
    Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

    Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

    Megapolitan
    Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

    Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

    Megapolitan
    Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

    Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

    Megapolitan
    Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

    Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

    Megapolitan
    Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

    Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

    Megapolitan
    Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

    Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

    Megapolitan
    144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

    144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

    Megapolitan
    7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

    7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com