Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok dengan Polisi, Mahasiswa UBK "Ngadu" ke Komnas HAM

Kompas.com - 21/06/2013, 14:08 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) yang ditangkap ketika terjadi bentrokan dengan polisi pada Rabu (19/6/2013) mengadu ke Komnas HAM. Mereka mengaku menerima kekerasan saat penangkapan.

Menurut Divisi Advokasi Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Jakarta, Daniel Hutabarat, pengaduan ini dilakukan karena adanya penyalahgunaan prosedur dalam penangkapan yang dilakukan oleh polisi.

"Tindakan polisi dalam penangkapan aksi unjuk rasa tersebut jelas-jelas melanggar protap Kapolri tentang pengendalian massa dan telah melanggar HAM," katanya di Kantor Komnas HAM, Jumat (21/6/2013).

Selain mengadukan kasus ini kepada Komnas HAM, mereka juga akan mengadukan kasus kekerasan yang dilakukan petugas kepolisian ke Propam Polri. Menurut Daniel, Polri harus mengusut tuntas kasus ini. "Kita akan langsung ke Propam. Komnas HAM juga akan mengawal kasus ini," ujar Daniel.

Yeremias Odin (22), seorang mahasiswa UBK, ditangkap petugas kepolisian saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan petugas kepolisian di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Yeremias ditangkap oleh petugas di sebuah warung dekat kampusnya di Jalan Kimia.

Ketika ditangkap, Yeremias sempat menjadi bulan-bulanan aparat. Akibatnya, ia mendapatkan enam jahitan di kepalanya.

Bentrokan itu terjadi saat mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup Jalan Diponegoro. Ketika polisi datang, mahasiswa langsung melempari polisi dengan batu dan bom molotov.

Polisi lalu membalas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi yang sudah menjurus ke kericuhan. Bentrokan berlanjut ketika mahasiswa yang sudah terdesak di Jalan Kimia tetap melempari petugas menggunakan batu. Polisi lalu kembali membalasnya dengan tembakan gas air mata.

Karena aksi mahasiswa ini tak kunjung reda, polisi akhirnya melakukan sweeping ke dalam Jalan Kimia. Polisi kemudian menangkap Yeremias dan langsung membawanya ke Polsek Menteng. Polisi sempat membawanya ke RSUD Gatot Soebroto untuk mengobati lukanya, lalu membawanya ke Mapolda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

    Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

    Megapolitan
    Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

    Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

    Megapolitan
    Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

    Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

    Megapolitan
    Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

    Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

    Megapolitan
    Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

    Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

    Megapolitan
    Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

    Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

    Megapolitan
    Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

    Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

    Megapolitan
    Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

    Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

    Megapolitan
    Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

    Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

    Megapolitan
    DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

    DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

    Megapolitan
    Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

    Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

    Megapolitan
    Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

    Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

    Megapolitan
    Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

    Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

    Megapolitan
    9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Megapolitan
    Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

    Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com