Dampaknya sangat menyusahkan rakyat kecil karena tidak hanya biaya transportasi yang naik, tapi harga sembako di pasar juga ikut naik. Apalagi, kenaikan tarif transportasi berlangsung pada saat menjelang bulan Ramadhan sehingga akan semakin memberatkan masyarakat, terutama yang berpenghasilan tidak tetap dan bekerja serabutan.
Demikian pula engan kenaikan tarif bus transjakarta dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan tarif angkutan perkotaan hanya Rp 500 sampai Rp 1.000. Padahal, bus transjakarta dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Memang sangat terasa bagi masyarakat. Tapi, mungkin pemerintah melihat bus transjakarta untuk kelas menengah sehinggak kenaikannya tarifnya lebih tinggi dibandingkan angkit.
Dampak lain, menurut saya, adalah semakin banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan sepeda motor sehingga akan menambah kemacetan di Jakarta. Masyarakat akan mencari jalan keluar untuk mengantisipasi kenaikan tarif angkutan perkotaan. Pasti masyarakat akan berhitung, jika lebih murah membeli sepeda motor dengan cara kredit, maka mereka akan beralih ke sepeda motor. Masyarakat akan kreatif mengantisipasi itu.
Kenaikan harga BBM bersubsidi juga akan berdampak pada gejala sosial seperti kriminalitas, kualitas gizi masyarakat, stres, dan kekacauan dalam rumah tangga. Sedangkan gizi masyarakat akan berkurang karena pola makan mereka akan diubah lebih irit.
Kalau tingkat stres, menurut saya, itu terpengaruh oleh penghasilan yang tidak cukup, sementara harga-harga sudah naik, mulai dari transportasi, sembako, dan kebutuhan lain. Tetapi ini tidak dibarengi dengan kenaikan gaji sehingga menyebabkan orang stres.
Adapun dampak pada keluarga, jika suami tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, maka akan terjadi keretakan di dalam rumah tanggalanya. Bakal terjadi keributan antara suami istri, dan ini akan berdampak pada keharnmonisan keluarga. (Musni Umar, Sosiolog Universitas Syarif Hidayatullah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.