Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tarif Enggak Naik, Emang Sopir dan Kernet Enggak Butuh Makan?"

Kompas.com - 26/06/2013, 10:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kenaikan tarif angkutan umum reguler oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 ditanggapi beragam oleh sebagian warga. Ada yang mendukung, ada juga yang keberatan.

Ditemui di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2013), Izul (35), seorang warga Pondok Labu, mengaku tak keberatan rencana pemerintah menaikkan tarif angkutan perkotaan baru. Menurutnya, kenaikan tarif memang memberatkan warga, tetapi warga juga hendaknya tidak memikirkan nasib sendiri.

"Ok, tarif tetap murah, emang sopir ama kernet enggak butuh makan? Mereka kan butuh uang juga," ujar Izul yang mengaku memiliki usaha toko handphone di Mal Ambasador, Casablanca, Jakarta Selatan.

Sementara Ismainah (46), seorang ibu rumah tangga, mengaku keberatan jika ongkos angkutan umum harus dinaikkan. Sebab, kata dia, bahan-bahan kebutuhan pokok juga telah merangkak naik.

"Masak ini (tarif angkutan kota) naik juga, sembako kan udah pada naik. Jadi, udah enggak usah dinaikin lagi," kata Ismainah.

Sebelumnya, dalam rapat yang digelar di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (25/6/2013), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan tarif baru angkutan kota di Jakarta. Usulan itu didapatkan dari perbandingan kalkulasi antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Organisasi Angkutan Darat, serta Dewan Transportasi Kota Jakarta.

Hasil rapat merumuskan rincian tarif baru untuk bus kecil, bus sedang, dan bus besar kelas ekonomi naik merata dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000. Sementara untuk transjakarta, usul kenaikan dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 dibatalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com