Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kerak Telor di PRJ Lebih Mahal?

Kompas.com - 06/07/2013, 19:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pengunjung Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang mengeluhkan mahalnya harga kerak telor. Mereka menganggap harga Rp 25.000 itu sangat tak sepadan jika ditukar dengan satu porsi makanan tradisional khas Betawi tersebut.

Gerendo (27), salah seorang pengunjung PRJ, salah satunya. "Kita enggak bicara tempatnya ya, kalau bahan bakunya beras ketan, telor, minyak, masak sampai Rp 25.000, sih," ujarnya kepada Kompas.com di area PRJ, Sabtu (6/7/2013).

Pria yang bekerja di salah satu perusahaan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, tersebut mengatakan, menurut perkiraannya, harga yang tepat untuk satu porsi kerak telor Rp 10.000. Harga itu pun setelah dibandingkan dengan harga kerak telor di daerah lain.

"Di Setu Babakan itu harganya enggak mahal, Rp 10.000," ujarnya.

Lantas, apa yang membuat harga kerak telor di acara menyambut hari ulang tahun ke-486 DKI Jakarta tersebut membumbung tinggi?

Salah seorang pedagang kerak telor PRJ, Aa Ahmad mengungkapkan, keberadaan sejumlah organisasi masyarakat rupanya berada di balik tinggi harga. Oknum ormas tersebut meminta 'jatah' dari tiap koordinator.

Koordinator adalah makelar lapak jualan yng menghubungkan sejumlah pedagang kerak telor dengan pengelola PRJ, yakni JIExpo. Koordinator itu membeli sejumlah titik lapak ke JIExpo dengan harga Rp 4 juta satu lapak. Tapi, ia melelangnya ke para pedagang kerak telor.

Ada pedagang yang menyewa lapak itu dengan harga Rp 10 juta. Ada juga pedagang yang rela merogoh kantong hingga Rp 16 juta untuk jualan.

"Nah, ormasnya dapat jatah dari koordinator. Kata orang, denger-denger sih, satu koordinator Rp 20 juta. Di sini sih ada lebih dari dua koordinator pedagang kerak telor," ujarnya.

"Itu belum sama koordinator di luar PRJ ya. Kan ada kebersihan, keamanan dan lain-lain," tutur pria yang telah berjualan kerak telor sejak tahun 1972 tersebut.

Pria yang tinggal di Pancoran, Jakarta Selatan, tersebut mengatakan, para pedagang terpaksa menaikkan harga makanannya lantaran sewa yang tinggi. Oleh sebab itu, mereka sangat berharap kepada rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memindahkan PRJ ke Monas. Dengan harga sewa yang rendah, ia pun dapat menjual makanan rakyat itu dengan murah pula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

    Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

    Megapolitan
    9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Megapolitan
    Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

    Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

    Megapolitan
    Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

    Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

    Megapolitan
    Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

    Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

    Megapolitan
    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

    Megapolitan
    Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Megapolitan
    Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

    Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

    Megapolitan
    Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

    Megapolitan
    Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Megapolitan
    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Megapolitan
     Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Megapolitan
    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

    Megapolitan
    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Megapolitan
    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com