Menurutnya, tahun ini, bahkan untuk sekadar balik modal saja sulit. Padahal tahun lalu dia sanggup meraup keuntungan kotor hingga Rp 200 juta.
"Tahun ini anti-klimaks saya jualan di sini. Untuk sampai balik modal harus sampai Rp 150 juta, itu pun belum nyampai, pokoknya rugi sekitar Rp 15-20 juta," ungkapnya saat ditemui, Minggu (7/7/2013) malam di lokasi arena PRJ.
Zanatul menyewa 3 kios di PRJ. Setiap kios dia mengaku membayar Rp 30-33 juta, tergantung tempat. Adapun masing-masing kios Zanatul, dua berada di Hall E dan satu di Gambir Expo. "Gambir bayar Rp 30 juta, kalau yang di Hall E (bayar) Rp 33 juta," ungkap Zanatul.
Karena kurang laris itulah, lanjut Zanatul, dia terpaksa membanting harga jual pakaian dari harga normal di pasaran, bahkan ada yang lebih murah.
Sehari-harinya, Zanatul berdagang dan memiliki kios di Thamrin City. "Daripada dibawa pulang, mending sudahlah tak apa-apa dihabisin di sini, rugi pun biarlah," katanya.
Untuk itulah, Zanatul berharap pada tahun depan pihak PT JIExpo mau menurunkan harga sewa. Karena jika tidak, dia mungkin masih akan berpikir kembali untuk membuka kios dalam acara Jakarta Fair. "Rugi tenaga, rugi waktu. Paling tahun depan cuma buka 1 kios sajalah," tutur Zanatul.
Komisaris Utama PT JIExpo Murdaya Poo mengklaim terjadi peningkatan jumlah pengunjung pada penyelenggaraan Jakarta Fair 2013. Hal itu disampaikan Murdaya dalam acara penutupan Jakarta Fair 2013.
Selain itu, Murdaya juga mengatakan, jumlah transaksi di Jakarta Fair hingga Jumat (2/7/2013), telah mencapai Rp 4,35 triliun. Murdaya yakin sampai penutupan transaksi pada pukul 23.00 WIB, jumlah transaksi akan mencapai Rp 4,5 triliun.
Namun, Murdaya mengatakan, sektor yang menyumbang paling banyak jumlah transaksi adalah penjualan di sektor otomotif, bukan di sektor lainnya seperti perdagangan pakaian yang dilakukan oleh Zanatul.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
HUT ke-486 Jakarta