Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CD Bajakan Dilarang, Penggemar Film Korea Niat "Download"

Kompas.com - 23/07/2013, 13:45 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Larangan peredaran CD bajakan akan berdampak kepada para penggemar film serial Korea yang saat ini sedang booming. Jika kelak tak ada penjual CD bajakan, alternatif mengunduh dari internet pun menjadi solusi.

Itulah yang ada di pikiran Vita (23), penggemar drama Korea, yang biasa membeli CD bajakan di Blok M Square, Jakarta Selatan. Dia mengaku keberatan jika harus membeli CD orisinal yang harganya tidak murah.

"Paling kalau memang tidak ada penjual CD bajakan, kita bisa download di situs internet," ujar Vita ditemui Kompas.com di Blok M Square, Jakarta, Selasa (23/7/2013).

"Kalau harus beli yang orisinal juga enggak sanggup. Kalau filmnya tujuh disc bisa ratusan ribu harganya, yah kalau bisa jangan mahal-mahal harganya," katanya lagi.

Dia juga mengaku tidak keberatan dengan ancaman Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mendenda pembeli CD bajakan 10 kali lipat selilih harga CD orisinal dan CD bajakan. Hanya, penggemar CD bajakan meminta harga CD orisinal lebih murah.

"Setuju sih saya kalo ada denda, emang konsumen juga suka rugi dari kualitas video kalau bajakan," cetusnya.

Sementara itu, dari pegawai penjual CD bajakan, mereka mengaku santai dan tidak masalah jika denda tersebut diberlakukan. "Saya sih santai, kan saya cuma pegawai, yang kena denda kan paling pemilik. Kalau berhenti jualan, saya enggak masalah," ujar Putri (17), penjaga toko CD bajakan.

Pegawai CD bajakan ini mengatakan, majikannya membeli CD bajakan di Glodok. Di stan mereka di Blok M mereka bisa menjual dari 400-500 disc seharinya. Setiap Sabtu, majikannya datang untuk mengontrol persediaan CD yang habis.

Penjualan CD bajakan ini memberikan keuntungan yang besar bagi penjualnya, tetapi merugikan bagi para pekerja seni. Mereka hanya bisa menjual satu dari 100 persen CD yang beredar di pasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com