Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Minta Pemprov Negosiasi dengan Operator Metromini

Kompas.com - 25/07/2013, 23:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin meminta Pemprov DKI bernegosiasi dengan operator bus sedang, salah satunya Metromini, mengenai integrasi manajemen pengelolaan bus dalam satu badan hukum.

"Menurut saya mulai sekarang Pemprov harus negosiasi sama pemilik Metromini atau Kopaja agar ada jalan tengahnya mau diapakan," ujar Selamat di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Selamat menjelaskan opsi yang bisa ditawarkan oleh Pemprov DKI, apakah hanya penyertaan saham atau keikutsertaan para operator di dalam satu badan hukum tersebut, yang pada intinya aset dimiliki Pemprov DKI, tetapi pelaksanaannya oleh pihak swasta.

"Banyak pilihan. Banyak kemungkinan agar tidak ada pertanyaan, begitu perusahaan baru dibentuk malah negosiasi ulang lagi. Panjang nantinya," ucap Selamat.

Selamat juga mengatakan, penyatuan atau integrasi pola bisnis ini tidak memerlukan peraturan daerah (perda).

"Tidak ada hubungan dengan perda. Landasan hukumnya PT (perseroan terbatas), apa pun itu, menyelenggarakan penyelenggaraan bus kecil," kata Selamat.

Metromini mendapatkan penilaian buruk dan disorot publik setelah insiden terkait bus bernomor polisi B 7669 AS yang dikemudikan WAS (35). Bus tersebut menabrak tiga siswi SMP di jalur busway dekat Selter Layur, Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 16.00.

Satu dari tiga siswi itu, Bennity, meninggal dunia. Dua lainnya, Revi dan Rahmi, cedera serius akibat kecelakaan itu.

Berdasarkan penyelidikan polisi dan dinas perhubungan, WAS tidak memiliki SIM dan sering ditilang. Metromininya juga dinilai tidak layak jalan.

Pemprov DKI pun mempertimbangkan untuk meminta manajemen Metromini membubarkan diri, kemudian membentuk perusahaan baru yang lebih baik serta memerhatikan kualitas sopir dan kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com