Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2013, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Selama ini masyarakat selalu melihat sosok Joko Widodo yang kalem dan adem, sementara Basuki Tjahaja Purnama selalu "ngegas" dan bersuara keras. Namun, siapa sangka, ternyata Jokowi lebih tegas dari Basuki.

Selama ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku heran dengan kesabaran Jokowi berhadapan dengan para PKL. Menurutnya, PKL ingin dibuat menjadi lebih rapi dan tertata, tetapi malah melunjak. Dia pun menanyakan rahasia Jokowi menaklukkan PKL.

"Ada suatu rahasia Pak Jokowi. Tadi saya tanya beliau, Pak, Bapak terkenal baik sama PKL, negosiasi terus sampai berhasil. Saya enggak percaya, namanya orang dibaik-baikin terus, nih ngelunjak," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).

"Sambil senyum-senyum dia (Jokowi) bilang begini, 'saya waktu jadi Wali Kota Solo baru enam bulan, saya pidanain empat orang PKL'," lanjut Basuki.

Pria yang kerap disapa Ahok itu pun kaget saat mengetahui ternyata Jokowi bisa bersikap tegas. Selama ini, tidak pernah didengarnya lewat media mana pun bahwa ternyata dia pernah memidanakan empat orang PKL di enam bulan pertamanya menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Walaupun itu tipiring, tindakan pidana ringan, ya tiga bulan lumayan, kata beliau. Kan tiga bulan juga bikin kapok," lanjut mantan Bupati Belitung Timur itu.

Sosialisasi yang selama ini dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menertibkan Tanah Abang, lanjut Basuki, sudah sangat manusiawi. Mereka pun tak asal diusir, tetapi diberikan ruang usaha.

Tak hanya itu, mereka dibebaskan dari cicilan dana bangunan selama enam bulan pertama. Pemprov DKI Jakarta juga akan membangunkan jembatan penghubung agar semua blok di Tanah Abang bisa lebih mudah diakses para penggila belanja.

"Tapi kamu bukan berarti boleh nginjek hukum. Anda salah, ya salah. Jangan ngelunjak," imbuh Basuki.

"Makanya dulu saya marah kan, kita kasih rusun enggak mau, maunya rumah tingkat dua. Ini juga sama, lama-lama minta di mal aja dagangannya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com