JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Satuan Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Chrysnanda Dwi Laksana mengatakan, ada kalanya pemudik mengabaikan faktor kenyamanan dan keselamatan. Pemudik seperti itu sering kali memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman dengan sarana transportasi seadanya.
"Ada dua karakteristik yang dimiliki pemudik. Yang pertama adalah pemudik yang berpikir rasional dan yang kedua adalah yang bersifat tidak rasional (memaksakan)," kata Chrysnanda Dwi Laksana dalam acara diskusi "Mewujudkan Transportasi Mudik Lebaran yang Manusiawi" di Jakarta, Rabu (31/07/2013).
Menurut dia, pemudik yang berpikir rasional memiliki kesadaran waktu, keselamatan, keamanan, keuangan, dan lingkungan. Adapun pemudik yang bersifat memaksakan akan lebih cenderung membawa petaka.
Ia mengatakan, pemudik irasional ini hanya mengedepankan salah satu alasan untuk mudik. Contohnya adalah pemudik dengan sepeda motor, yang dianggapnya hanya memprioritaskan efisiensi, tetapi mengabaikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.
"Sampai saat ini masih belum ada pilihan mudik yang lebih efisien dari menggunakan sepeda motor," katanya.
Dalam diskusi tersebut, disampaikan bahwa untuk mewujudkan mudik yang manusiawi harus disertai dengan infrastruktur yang memadai serta penyediaan sarana angkutan umum yang nyaman. Bila angkutan umum sudah nyaman, pemudik akan lebih memilih menggunakan angkutan umum dibandingkan dengan membawa kendaraan pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.