Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Tindak Tegas Warga Pendatang yang Langgar Aturan

Kompas.com - 12/08/2013, 22:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Operasi Yustisi Kependudukan atau OYK akan tetap dilakukan. Ia menginginkan agar operasi ini dilakukan seefektif mungkin dengan dibarengi sanksi tegas bagi warga yang melanggaran peraturan.

Dalam wawancara dengan KompasTV pada program "Kompas Malam", Senin (12/8/2013), Basuki mengatakan bahwa OYK yang dilakukan selama ini telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Ia menilai cara seperti itu tidak efektif karena tak dapat membendung kedatangan kaum urban ke Jakarta. Untuk itu, kata Basuki, perlu ada tindakan tegas berupa sanksi pidana terhadap warga pendatang yang melanggar peraturan daerah ataupun undang-undang.

"Silakan Anda datang di Jakarta, tapi kalau Anda melanggar peraturan, tinggal di ruang publik, Anda akan ditangkap. Tidak ada gunanya (OYK) karena tidak ada tindakan hukum," kata Basuki.

Basuki mengatakan, pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berhak menutup keinginan warga luar Jakarta untuk datang dan mencari nafkah di Ibu Kota setelah Lebaran. Menurut dia, pemudik boleh saja membawa kerabatnya dari daerah asalkan keberadaannya dapat mendatangkan keuntungan bagi Jakarta.

"(Membawa) pembantu rumah tangga tidak masalah karena memang dibutuhkan. Yang masalah itu kerabat yang mengadu nasib, yang tidak punya uang. Anda bisa (datang dan) menginap di hotel di Jakarta, kenapa tidak? Itu mendatangkan penghasilan. Tapi kalau tinggal di kawasan kumuh, tidak boleh," katanya.

Ia mengatakan, OYK tahun ini akan dilakukan dengan tujuan menegakkan peraturan daerah ataupun undang-undang. Operasi ini bisa dilakukan di lokasi-lokasi usaha, misalnya terhadap pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan atau warga yang menduduki lahan negara secara ilegal. Menurut Basuki, penindakan terhadap warga pendatang yang melanggar perda ini harus dilakukan dengan cara memberikan sanksi maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com