Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Tanah Abang Masih Berjualan di Jalan

Kompas.com - 19/08/2013, 19:46 WIB
Rahmat Patutie

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah ada langkah penertiban pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, para pedagang tetap berjualan di pinggir jalan. Hal itu terlihat di Jalan KS Tubun Raya, Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Senin (19/8/2013).

Pantauan Kompas.com, Senin siang hingga sore, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) masih berdagang di badan Jalan KS Tubun Raya depan Masjid Jami al Islam, tepatnya di depan Rumah Sakit Pelni. Mereka menggunakan gerobak dan meletakkan bangku-bangku untuk pembeli.

"Kalau dagang susah, kalau diusir, kita tinggal saja (gerobaknya). Pencaharian kita susah juga, pasrah sajalah," kata Saifudin (43), seorang pedagang gorengan di Jalan KS Tubun Raya, Senin sore.

Pria asal Serang, Banten, itu biasanya sering berjualan di pinggir jalan Pasar Tanah Abang. Namun, karena ada penertiban PKL di kawasan itu sepekan lalu, ia memilih berkeliling dan bergeser ke Jalan KS Tubun Raya. Lokasinya tidak jauh dari Pasar Tanah Abang. Sehari-hari Saifudin berjualan di tempat yang dirasakan nyaman.

Hal yang sama dilakukan oleh Badirah (43), seorang pedagang mi ayam asal Indramayu, Jawa Barat. Ia sebetulnya was-was bila sewaktu-waktu barang dagangannya itu diambil oleh petugas Satpol PP. Untuk menghindar petugas, ia "kucing-kucingan" supaya tak tertangkap. "Kalau (petugas) trantib datang, ya masuk gang," ujarnya.

Bagi para pedagang itu, penertiban PKL mendatangkan sukacita sekaligus duka. Mereka senang karena jalan-jalan menjadi bersih dan tertata. Namun, mereka pun sedih karena sulit mendapatkan tempat untuk mencari uang.

Maka dari itu, ada pedagang yang pasrah jika suatu saat mereka diharuskan meninggalkan jalan berdagang. Namun, tak sedikit pula yang tak rela jika dipaksa pergi dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Salah satu di antaranya adalah Dayat (53).

"Saya ngikutin peraturan saja, dari kecil saya sudah dagang. Tapi kalau diusir secara paksa gitu, saya enggak ikhlas soalnya saya punya anak-istri," kata Dayat.

Nasir (45), warga setempat, mengatakan, mulai Rabu (14/8/2013) pekan lalu petugas dari Satpol PP melakukan razia untuk menertibkan PKL di tempat itu. Setiap pagi, petugas Satpol PP berjaga-jaga di sekitar kawasan tersebut supaya PKL tak kembali lagi berjualan di jalan.

Menurut Nasir, kadang-kadang para pedagang sore hari harus mengintip keberadaan petugas Satpol PP sebelum mereka memutuskan untuk berjualan di jalan tersebut.

Sementara itu, di sekitar Jalan Jati Baru, sudah tidak ada lagi PKL yang menjajakan barang dagangannya di badan jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com