Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2013, 00:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah pekerja seks komersial (PSK) di sejumlah titik di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi diperkirakan bertambah 15-30 persen pasca-Lebaran. Sebagian dari mereka pendatang baru, sebagian lainnya pindahan dari lokasi lain.

"Sebagian dari mereka pendatang baru dalam arti memang baru terjun. Tapi sebagian besar lainnya sudah pernah melakukannya di lokasi lain," ungkap A Hazami S AR, Direktur Program Mitra Sehati.

Mitra Sehati adalah salah satu lembaga swadaya masyarakat yang intens mendampingi para pekerja seksual di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. "Rotasi atau perpindahan seperti ini biasanya bertahan 3-4 bulan," ujarnya.

Dia menyebut, jumlah PSK di Kota Bekasi terakhir terpantau sekitar 2.500 orang, sementara di Kabupaten Bekasi sudah mencapai dua kali lipat lebih atau sekitar 6.000 orang.

Jumlah tersebut diketahui berdasarkan survei yang dilakukan Mitra Sehati, International Labour Organization (ILO), dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun 2013. "Bahkan 30 persen di antaranya masih di bawah usia 19 tahun," kata Hazami.

Menurut Hazami, para PSK itu secara umum terbagi dua, yaitu mereka yang langsung terang-terangan menjajakan diri di beberapa lokasi seperti di pinggir jalan, dan mereka yang melakukannya secara terselubung.

Praktik prostitusi terselubung itu biasanya terjadi saat PSK "nyambi" sebagai pemandu lagu di tempat karaoke, kafe, diskotek, ataupun sebagai terapis di tempat panti pijat yang sengaja menyediakan jasa seks.

Hazami memperkirakan, sekitar 70 persen para PSK di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi itu bukanlah warga asli setempat. Umumnya mereka pendatang dari luar daerah di Jawa Barat, seperti Indramayu, Subang, dan Karawang.

"Ada juga yang dari Sukabumi, tapi mengakunya dari Subang. Umumnya mereka tidak mengakui daerah asalnya, cenderung menyebut daerah lain. Tapi kami tahu, dari dialek yang terucap, mereka tak bisa memungkiri," tambah Hazami.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Muara Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Mengelabui Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Muara Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Mengelabui Polisi

Megapolitan
Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Megapolitan
Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Megapolitan
Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Megapolitan
7 dari 26 Orang yang Ditangkap di Kampung Bahari Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

7 dari 26 Orang yang Ditangkap di Kampung Bahari Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Megapolitan
Saat Enam Pria Berkomplot Palsukan Meterai hingga Rugikan Negara Rp 936 Juta…

Saat Enam Pria Berkomplot Palsukan Meterai hingga Rugikan Negara Rp 936 Juta…

Megapolitan
Pedagang Ikan Hilang Terseret Arus Sungai Citarum, Tim SAR Lakukan Pencarian

Pedagang Ikan Hilang Terseret Arus Sungai Citarum, Tim SAR Lakukan Pencarian

Megapolitan
Terbongkarnya Sindikat Perdagangan Orang di Apartemen Kalibata City, 8 Korban Berhasil Diselamatkan

Terbongkarnya Sindikat Perdagangan Orang di Apartemen Kalibata City, 8 Korban Berhasil Diselamatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com