"Dua kakinya patah. Kaki kiri lebih parah kondisinya. Patah dua, di pergelangan kaki dan di bawah pinggul. Lehernya tampaknya juga patah karena dibebat gipsum. Kepalanya dibebat perban tebal. Tangannya diinfus," ungkap kakak ipar korban, Mulyana (19), Rabu (21/8/2013) pukul 15.00.
Menurut Diah (30), ibu mertua korban, menjelang kejadian, Herman sedang menurunkan tabung-tabung gas berkapasitas 3 kilogram dari kendaraan bak.
Tiba-tiba sopir kendaraan bak melihat dari arah atas ada bus meluncur tak terkendali. Sopir melompat sambil berteriak mengingatkan Herman agar menjauh.
Benar saja, bus menghajar mobil bak hingga jatuh ke Kali Ciliwung. Sopir itu selamat, tetapi Herman celaka.
Kata Diah, peristiwa terjadi pukul 09.00. Herman, lanjutnya, sehari-hari bekerja menurunkan dan menaikkan tabung-tabung gas.
Selanjutnya tabung-tabung gas yang diturunkan akan didistribusikan ke warung-warung.
Dari warung-warung, Herman membawa tabung-tabung gas yang sudah kosong. Tabung-tabung gas kosong tersebut lalu dinaikkan ke mobil bak dan dibawa kembali ke agen gas.
Herman, lanjut Diah, adalah anak kedua dari delapan bersaudara. "Anak perempuan saya menikah dengan dia," ujar Diah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.