JAKARTA, KOMPAS.com —
Revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan adalah suatu keharusan. Alasan utamanya, dengan luas mencapai 140 hektar, Ragunan merupakan hutan kota terbesar di Jakarta. Selain itu, Ragunan juga berfungsi sebagai ruang terbuka yang amat mudah diakses semua lapisan masyarakat.

”Kalau bawa anak ke sini enak. Murah, tempatnya luas, banyak pohon,” kata Nunik (32), Senin (26/8/2013). Nunik mengajak dua anaknya yang berusia balita menikmati Ragunan. Tiket masuk Rp 4.000 bagi orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak terasa ringan baginya.

Pegiat gerakan kota hijau, Nirwono Joga, mengatakan, jika dikelola dengan baik dan dilestarikan, Ragunan bisa menjadi penyeimbang lingkungan.

Rencana perubahan pengelolaan, menurut Nirwono, harus memperkuat fungsi utama Ragunan. Setiap orang, baik pengelola maupun pengunjung, wajib diedukasi tentang peran utama Ragunan sehingga tidak semena-mena memperlakukannya.

Untuk itu, kebutuhan masyarakat atas ruang terbuka hijau dan fungsi keseimbangan lingkungan jangan sampai diadu, apalagi terkalahkan dengan kepentingan komersialisasi Ragunan. Pesan tersebut diharapkan diterima dan menjadi masukan penting bagi Dewan Pengawas Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang diberi amanat oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Ragunan lebih baik daripada saat ini.

Ketua Dewan Pengawas TMR Hashim Djojohadikusumo mengatakan, pihaknya akan mengadakan temu publik dengan DPRD, masyarakat, LSM, dan berbagai pihak terkait Ragunan.

”Kami buka masukan dari masyarakat,” katanya.

Terbesar kedua di dunia

Menurut rencana, pada 3 Oktober, dengar pendapat akan digelar di Balaikota.

Menurut Hashim, saat ini, sarana di Ragunan, seperti ketersediaan kandang, dinilai masih kurang. Jumlah koleksi satwa juga terbilang belum mencukupi dibanding kebun binatang di kota-kota metropolitan di dunia.

”Ragunan luasnya terbesar kedua di dunia, yang pertama di Kanada. Makanya, potensi ragunan luar biasa,” katanya.

Revitalisasi manajemen TMR, termasuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, menjadi target Hashim. (NEL/FRO)