JAKARTA, KOMPAS.com — Jurnalis SindoTV, Imam (28), dipukuli terpidana mati kasus narkoba Fredy Budiman saat meliput acara pemusnahan narkoba di Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2013) sore. Fredy melakukan pemukulan dalam keadaan satu tangan diborgol gandeng dengan tahanan lain.
Menurut Imam, peristiwa bermula saat Fredy hendak dibawa polisi dari lokasi pemusnahan ke selnya. Ketika mengetahui kamera Imam terarah kepada dirinya, Fredy menyerang Imam. Fredy juga sempat melemparkan satu botol minuman mineral ke arah sejumlah wartawan lain sambil mengucapkan kata-kata kasar.
"Saya lagi ambil gambar di Dir IV. Fredy lagi menyaksikan dan dia tahu kita wartawan, dia berusaha menghindari dan minta dibawa kembali ke sel," tutur Imam.
"Setelah melempar (botol mineral), dia berontak. Dia menghampiri saya dengan tangan terkepal dan memukul pipi saya dua kali. Bahu kanan sini juga (dipukul Fredy). Dia juga ngomong-ngomong bahasa kasar sambil nunjuk-nunjuk. 'Ambil-ambil'. Cuma saya enggak tahu maksudnya ambil apa," tambahnya.
Jurnalis Metro TV, Prasetio (36), yang bertugas saat kejadian, juga hendak diamuk oleh Fredy. Namun, tindakan itu bisa dicegah polisi tak berseragam.
"Dipisahin akhirnya sama petugas," ujar Imam.
Wakil Direktur IV Narkoba Mabes Polri Komisaris Besar Anjan Pramuka mengaku belum bisa mengomentari insiden pemukulan tersebut.
"Saya tidak ada di lokasi saat itu. Jadi saya belum tahu persis kejadiannya. Nanti lihat dulu, kenapa dia mukulin, apa yang menyulut emosinya," ujar Anjan.
Mengenai kehadiran Fredy dalam acara pemusnahan itu, Anjan mengatakan, "Dia memang sengaja dibawa ke Dir IV untuk acara pemusnahan, sekaligus pemeriksaan atas kasus pabrik sabu yang di Lapas Cipinang."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.