"Tanyakan warga Tanah Abang berapa kali saya ke sana. Saya tidak ingat. Kadang pagi, siang, sore, malam, dini hari. Saya perlu terus memantau kondisi di sana agar pekerjaan bisa cepat jalan," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Kedatangannya ke Tanah Abang, katanya, bagian dari manajemen kontrol sebuah proyek. Tanpa manajemen kontrol yang intensif, pekerjaan akan lebih lama selesai. "Tidak perlu waktu lama jika terus-menerus ditunggui. Jika dilepas, relokasi di sana bisa satu tahun," kata Jokowi.
Kedatangan Jokowi tidak selalu bersama wartawan, tetapi hanya ditemani ajudan dan orang dekat. Jam kunjungannya pun tidak jelas. Walau lebih sering pada jam kerja, pada saat tertentu, Jokowi kadang mendatangi Blok G saat dini hari.
"Jika semua sudah bisa jalan sendiri, mengerti yang dikerjakan, cepat merespons persoalan, saya tidak perlu ke sana terus. Tetapi, kondisinya tidak seperti itu. Pihak-pihak terkait belum bisa dilepas sendiri," katanya.
Ketika ditanya mengenai jumlah sekitar 30 kali kunjungan, Jokowi mengatakan bisa jadi sampai angka itu. Model kontrol serupa diterapkannya untuk penanganan Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Manajemen kontrol seperti itu dia dapatkan ketika 23 tahun bekerja di sektor swasta. "Saya terbiasa bekerja dalam batas waktu yang singkat, tuntutan kualitas kerja tinggi, dan tepat waktu," katanya.
Pada awal penataan Tanah Abang, Juli lalu, Jokowi sempat disarankan agar tidak mengunjungi Tanah Abang karena dianggap berisiko. Namun, anjuran itu hanya diterima beberapa hari. Selanjutnya, dia rajin mengunjungi Pasar Blok G. Dia ingin memastikan langsung proses relokasi berjalan lancar. Relokasi pedagang kaki lima (PKL) merupakan langkah awal menata kawasan niaga itu.
Bukan hanya relokasi, Pemprov DKI Jakarta menata kawasan itu menjadi kawasan niaga kelas dunia. Akses jalan dipermudah, jalan sempit dilebarkan, drainase diperlancar, dan fasilitas umum sedang dilengkapi. Kelak Gubernur DKI Jokowi ingin menjadikan Tanah Abang menjadi sentra primer, pusat grosir industri tekstil nasional dan internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.