Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Lindungi Penguasa Unit di Rusun Marunda

Kompas.com - 16/09/2013, 13:50 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik premanisasi di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, masih terus ada. Penguasa beberapa unit rusun dan unit usaha di Rusun Marunda memiliki preman yang menjadi pelindung mereka.

"Yang punya unit rusun banyak dan unit usaha lumayan gede kebanyakan punya preman supaya enggak diganggu usahanya," ujar salah seorang penghuni Rusun Marunda Cluster B, sebut saja Irfan (23), kepada Kompas.com, Senin (16/9/2013).

Menurut dia, praktik premanisasi itu sangat rapi dan sulit tercium oleh pihak luar. Warga penghuni rusun yang mempersoalkan dan melaporkan hal itu kemungkinan akan mendapatkan tekanan dan intimidasi.

Sebagian besar warga penghuni Rusunawa Marunda sebenarnya mengetahui siapa saja orang-orang yang memiliki rusun yang lebih dari satu, dua, bahkan lima sampai tujuh unit. Namun, warga tidak berani membeberkan identitasnya, terutama kepada media. Sebab, umumnya para pemilik unit rusun yang banyak itu memiliki preman-preman bayaran yang akan mendatangi dan "memberi pelajaran" kepada warga yang buka mulut.

Di setiap blok, menurut pengakuan warga, selalu ada mata-mata yang mengawasi warga. "Makanya, warga takut kalau diwawancara wartawan. Pernah ada yang dihajar karena ngomong ke wartawan," ungkap salah seorang penghuni yang enggan disebutkan namanya.

Menanggapi hal itu, pengelola Rusun Marunda mengaku masih mencari kebenaran hal itu karena warga tak ada yang berani melapor ke pengelola. "Kita sedang menelusuri juga karena memang warga masih belum melapor ke kita, mudah-mudahan tidak ada premanisme di sana," ujar Kepala Seksi Pelayanan UPT Rusun Jakarta Wilayah I Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Deni Apriyadi.

Adapun pengakuan dari salah penghuni lainnya, selain untuk melindungi para pemilik unit rusun, para preman juga sering kali menjegal para penghuni yang akan masuk ke Rusun Marunda. Kebanyakan dari mereka adalah yang tidak memiliki pekerjaan atau para penghuni rusun yang menganggur.

"Preman di sini banyak, lebih dari lima puluh orang, kebanyakan mereka pengangguran. Sering juga jegat pengendara motor di jembatan dekat STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) kalau malam hari, soalnya gelap di situ," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com