Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasok Senjata untuk Penembak Polisi di Tangerang Ditangkap

Kompas.com - 16/09/2013, 15:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menangkap dua pelaku perakit senjata api berinisial CC dan KR di daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (15/9/2013). Salah satu pelaku berinisial CC diketahui pernah menjual senjata api kepada NH alias Jack (28), buronan penembak anggota polisi di Tangerang Selatan, Banten.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, penangkapan kedua perakit senjata api tersebut berdasarkan penyidikan kasus penembakan polisi di Tangerang. Dari penyidikan kasus itu, didapatlah dua nama yang berkaitan langsung dengan jual beli senjata api ilegal, rakitan, dan pabrikan yang dilakukan oleh kedua pelaku. Keduanya merupakan perajin senjata di Cipacing, Kabupaten Bandung.

"CC adalah yang menyerahkan senjata ke NH," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (16/9/2013).

NH alias Jack merupakan salah satu dari buronan kasus penembakan empat anggota polisi di tiga wilayah Tangerang bersama satu buronan lain, yakni HA (30). Mereka diketahui ahli dalam pembuatan senjata api rakitan, bom pipa, dan pernah mendapat pelatihan di Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat.

Kedua buronan tersebut juga pernah terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan, seperti pembacokan dua anggota polisi di Bekasi pada Maret 2012; perampokan uang untuk setoran ATM di Cililin, Bandung, pada April 2013; perampokan kantor pos di Cibaduyut, Bandung, pada Mei 2013; serta perampokan terhadap toko emas di Tambora, Jakarta Barat, pada Maret 2013.

Menurut Rikwanto, CC merupakan ketua paguyuban perajin senjata di Cipacing, Bandung. Pelaku diketahui telah menyerahkan senjata api kepada sekitar 10 orang pemesan. Kepada NH alias Jack, CC telah menyerahkan beberapa pucuk senjata, di antaranya berjenis FN pada kurun tahun 2011-2012. NH menerima dua pucuk FN pada akhir 2011 dan sebuah revolver 38 pada Januari 2012 dari CC. "Kepada NH ini, dia kasihnya 3 kali," ujar Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan.

Polisi menyita sejumlah alat bukti berupa handphone, KTP, senjata api, puluhan butir peluru, satu set alat bor, dan 1 set kikir. Polisi masih mencari dan mengembangkan kasus untuk menangkap anggota jaringan lain. Kedua tersangka dikenakan Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 dan Undang-Undang RI Tahun 1936 dengan ancaman pidana di atas 10 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com