Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dugaan Penyebab Robohnya GOR Koja Versi Pekerja

Kompas.com - 20/09/2013, 06:19 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gelanggang Olahraga (GOR) Koja yang tengah dibangun di Jalan Balai Rakyat, Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, runtuh, Kamis (19/9/2013) sekitar pukul 17.00 WIB. Enam orang dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa reruntuhan bangunan. Lalu apa penyebabnya?

"(Diduga) ada pengait putus," sebut Widodo, salah satu pekerja GOR Koja yang tengah menemani teman-temannya tentang dugaan penyebab robohnya GOR Koja, Jumat (20/9/2013) dini hari. Pengait itu, ujar dia, terbuat dari kawat besi, yang berguna sebagai penyangga fondasi lantai dua yang tengah dicor.

Masih dari penuturuan Widodo, ketika membangun fondasi beton, ada banyak kawat besi yang kait-mengait, diikatkan dari besi ke besi fondasi. Pada bangunan ini, kawat-kawat itu membentuk hamparan yang membentang horizontal sepanjang 12 meter.

"Ada satu yang putus di kaitannya," kata Widodo. "Kami sedang ngecor (di atas kawat-kawat itu). Jadi itu fondasi yang di lantai dua tidak kuat menahan beban. Jadi tiba-tiba saja roboh," lanjut dia. 

Selain itu, Widodo juga berpendapat ada dugaan masalah dengan pengerjaan tangga dari bangunan yang runtuh tersebut. "Tangganya terlalu lebar, penyangganya kurang. Jadi tidak kuat nahan yang di atas," sambungnya.

Pada saat kejadian, kata Widodo, terdapat puluhan pekerja yang sedang meratakan semen yang dicor yang dikeluarkan oleh sebuah truk pengecor. Para pekerja ada yang berada di lantai satu ataupun dua. "Lebih banyak pekerja di lantai dua karena memang yang sedang dicor itu lantai dua," kata dia.

Widodo mengatakan, masuknya aliran semen yang terus-menerus dari truk pengaduk bahan beton bangunan diduga terlalu berat untuk tiang penyangga dan kawat-kawat penahannya. "Talinya putus, lalu lantai dua sempat goyang, tak lama kemudian roboh," tutur dia.

Pada saat kejadian, kata Widodo, para pekerja berhamburan. "Ada yang lari, ada yang lompat. Dia (korban) tak sempat lari karena di lantai dua," ujar dia.

Enam orang menjadi korban dalam peristiwa ini. Mereka ditemukan di balik reruntuhan puing-puing bangunan. Keenam korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan, Semper, Jakarta Utara.

Setelah pengecekan dan pengobatan oleh dokter, empat dari enam orang korban sudah diperbolehkan untuk pulang. Mereka disebut hanya mengalami luka ringan.

Sementara itu, dua korban lain masih harus menjalani rawat inap karena mengalami patah tulang pada bagian kaki. Mereka adalah dua di antara para pekerja yang terperosok dari ketinggian enam meter, dari lokasi yang tengah dicor saat bagian itu runtuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com