Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Robohnya GOR Koja

Kompas.com - 20/09/2013, 15:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Ratiyono mengatakan, tangga Gelanggang Olahraga (GOR) Koja, Jakarta Utara, yang roboh pada Kamis (19/9/2013) petang terjadi karena cetakan beton tak mampu menahan beban berlebih.

"Roboh pada areal tangga, terjadi karena adanya gangguan antara operator pompa beton dengan pelaksana pekerjaan yang memberikan instruksi terkait dengan stop-lanjut dan stop-lanjut," kata Ratiyono di Balaikota Jakarta, Jumat (20/9/2013).

Hal tersebut menyebabkan penumpukan beton pada satu titik sehingga mengakibatkan beban beton melebihi kapasitas. Ratiyono menjelaskan, konstruksi cetakan beton tangga sudah dirancang sesuai kebutuhan. Namun, akibat kapasitas berlebihan, konstruksi yang sudah sesuai itu tidak dapat menahan beban.

KOMPAS.com / Dian Fath Risalah El Anshari Gelanggang Olaharaga Koja, fondasi tangga ambruk pada saat pengerjaan karena tidak kuat menahan beban, mengakibatkan 6 orang menjadi korban terjepit di dalam runtuhan fondasi tangga tersebut.

Cetakan beton areal tangga, kata dia, dirancang untuk kapasitas beban 2 ton per meter persegi. Saat kejadian kemarin, cetakan beton menahan beban hingga 6 ton. Beban semakin bertambah dengan tekanan pompa beton (ready mix).

Untuk pembangunan GOR Koja ini, Disorda DKI telah menganggarkan pada APBD DKI 2013 dengan anggaran Rp 22,021 miliar. GOR Koja dibangun di atas lahan 5.526 meter persegi dengan bangunan dua lantai.

"Berdasarkan surat perintah mulai kerja, masa pekerjaan selama 165 hari kalender, terhitung sejak tanggal 3 Juli hingga 14 Desember mendatang," kata Ratiyono.

Secara keseluruhan, ia mengklaim bahwa proses pembangunan sudah sesuai dengan prosedur. Saat ini, pembangunan GOR Koja sudah mencapai 38,5 persen. Progres ini lebih cepat dari target semula, yakni 24 persen.

Ia menyebut kecelakaan ini murni kecelakaan kerja di luar perencanaan. Beberapa orang sedang menjalani pemeriksaan di Polres Jakarta Utara untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Yang runtuh tangga, tiang utamanya tetap kokoh. Harus tetap diperiksa ulang sehingga nanti tidak ada cacat," kata dia.

Akibat runtuhnya konstruksi itu, enam pekerja pengecoran mengalami luka-luka. Korban bernama Riyanto (19), Ilyas (48), Sulis (25), Kamir (53), Nadiono (27), dan Suwandi (32). Mereka dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara.

Dua korban lain mengalami luka ringan karena lari dan meloncat. Pelipis dua pekerja itu terkena goresan. Namun, mereka tidak dirawat intensif di rumah sakit dan langsung diperbolehkan pulang. Adapun seluruh biaya pengobatan diambil alih oleh Pemprov DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com